SOLOPOS.COM - Suasana peresmian Patung Pakubuwono VI di Simpang PB VI Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (4/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Patung Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) VI setinggi 3,5 meter berdiri di simpang tiga dekat markas Polsek Selo, Boyolali. Patung itu menjadi ikon baru kawasan Selo sekaligus pengingat perjuangan pahlawan nasional asal tanah Jawa ini.

Patung itu diperlihatkan untuk umum secara resmi ditandai dengan membuka selubung hitam yang menyelimutinya. Selimut itu turun diiringi suara sirene pada saat peresmian oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat dan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, G.K.R. Koes Moertiyah Wandansari (Mbak  Moeng).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

PB VI merupakan salah satu pahlawan nasional. Penetapannya terjadi pada 17 November 1964. Ia merupakan sahabat tandem Pangeran Diponegoro pada masa melawan penjajah. Mereka berdua bergerilya untuk mengatur siasat perlawanan.

Baca Juga: GTT Tak Lolos, 8 Formasi PPPK Guru PAI Boyolali Masih Kosong

Di Selo, keduanya bertemu untuk mengatur strategi di Goa Raja. Goa ini berada sekitar satu kilometer dari patung PB VI. Lokasinya ada di lereng bukit belakang patung tersebut.

“Maka generasi ke depan harus tahu ada patung PB VI di Selo. Sejarah jangan ditinggalkan. Sejarah dijadikan pengingat. Pendorong menjadi energi positif melangkah ke depan yang lebih baik,” kata Bupati Said saat meresmikan patung PB VI, Kamis (4/11/2021).

Satu hal yang bisa diteladani dari PB VI adalah semangat dan integritasnya kepada negara. Sebelum Republik Indonesia berdiri, PB VI menolak tunduk kepada Belanda termasuk permintaan untuk menyerahkan nagari kepada penjajah.

Baca Juga: Panen Hadiah Simpedes BRI, Nasabah Klaten Utara Raih Honda Mobilio

Ia bersama Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan. Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar. Sedangkan, PB VI diasingkan ke Ambon.

“Sampai meninggal di Ambon ditembak Belanda karena enggak mau menyerahkan negara. Ini menjadi teladan bagi kita semua,” sambung Said.

Pada kesempatan itu Mbak Moeng menambahkan Keraton Surakarta Hadiningrat memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemkab Boyolali atas upaya merawat dan menghidupkan nilai-nilai peninggalan keraton.

Baca Juga: 15 Pasangan Kumpul Kebo Digaruk di Hotel Melati Klaten, 1 Sejoli Kabur

“Ini wujud Boyolali sangat menghargai apa yang sudah dilakukan pahlawan nasional salah satunya PB VI. Ingat pesan pendiri bangsa Soekarno, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Semoga menjadi satu monumen dan momen paling baik untuk membangkitkan lagi semangat generasi muda terus menjaga NKRI,” kata Mbak Moeng.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya