SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, KARANGANYAR--Puluhan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kecamatan Tasikmadu, Kebakkramat, dan Jaten akan mendapatkan bantuan program listrik masuk sawah tahun ini.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengalokasikan Rp170 juta untuk program itu pada tahun 2020. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar, Siti Maisyaroch, menyampaikan Pemkab memberikan subsidi melalui pemasangan jaringan listrik di sawah. Gapoktan dipersilakan mengajukan bantuan program tersebut dengan catatan sudah memiliki sumur sendiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

"Pak Bupati kasih Rp170 juta. Beliau ngendika itu dulu. Aku takon PLN kira-kira biayanya piro? Per pemasangan Rp5,5 juta. Kami bantu jaringan listriknya saja. Masyarakat [gapoktan] sudah swadaya sumur," kata Siti saat ditemui wartawan di sela-sela menghadiri Panen Perdana Padi Organik BUM Desa Jaten Bermartabat di area persawahan Dusun Sawahan, Desa Jaten, Kecamatan Jaten, Senin (3/8/2020).

Ganjar Sebut Ada Kepala Daerah di Jateng Tak Mau Tes Covid-19, Siapa?

Apabila mengacu anggaran yang disiapkan Pemkab dan biaya pemasangan jaringan listrik maka Pemkab akan mengadakan 30 paket kegiatan program listrik masuk sawah tahun ini. Siti menyampaikan program itu diprioritaskan di tiga kecamatan terlebih dahulu, yaitu Kecamatan Tasikmadu, Kebakkramat, dan Jaten. Siti menyebut program diberikan kepada gapoktan yang berada di wilayah sentra padi di Kabupaten Karanganyar dan sudah memiliki sumur.

"Pak Bupati ngendika 'pertama sik bu, mengko hasile piye tak tambahi tahun 2021'. Ini sudah survei dengan PLN. Pengajuan [dari gapoktan] banyak tapi kami konsentrasi ke daerah sentra padi dulu. Tasikmadu, Kebakkramat, dan Jaten. Jaten hanya satu lokasi. Sing diparingi sing wis nduwe sumur," tutur dia.

Pemkab berharap program tersebut dapat mengurangi kekhawatiran petani saat musim kemarau. Sejumlah petani mengeluh kesulitan air saat menanam padi di musim kemarau. Padahal Kabupaten Karanganyar menjadi salah satu andalan penghasil padi di Provinsi Jawa Tengah.

Pasca-Iduladha, Kasus Positif Covid-19 di Salatiga Tambah 4 Orang

"Karanganyar tetap menjadi lumbung padi karena tahun ini Pemkab memberikan kegiatan program listrik masuk sawah. Harapan kami saat kemarau tetap bisa menanam karena air tersedia," ungkapnya.

 

Menghemat Biaya

Di sisi lain, Manager unit layanan pelanggan (ULP) Karanganyar, Chiendika Woro Satriani, menyampaikan PLN bersama Dispertan PP sedang melaksanakan survei lapangan. Chiendika menuturkan kesiapan PLN mendukung program tersebut.

"Masih proses survei dengan dinas. Kami siap untuk jaringan. Karena kami kan mengadakan jaringannya saja. Kalau untuk lokasi menyesuaikan."

Operasi Sikat Candi, Polda Jateng Sita 341 Kendaraan Hasil Kriminalitas

Sebetulnya, Pemkab sudah membahas program itu sejak Maret lalu. Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan program itu saat bertemu sejumlah gapoktan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Karanganyar. Juliyatmono menyebut program untuk menjaga produktivitas padi saat musim kemarau panjang. Kuncinya adalah pengairan.

"Sejumlah petani mengeluhkan hasil panen turun saat kemarau. Oleh karena itu, Pemkab Karanganyar mendorong petani yang tergabung dalam kelompok tani [poktan] maupun gapoktan dan sudah memiliki sumur dalam untuk menjajal program sumur yang dipompa menggunakan tenaga listrik," tutur Bupati.

Bupati mengklaim petani dapat menghemat biaya tanam hingga 60% setiap kali musim tanam. Biaya membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan mesin diesel diganti pulsa listrik sesuai kebutuhan.

Politikus Gerindra Tak Setuju Pembelajaran Tatap Muka Diterapkan di Jateng

"Kami mendorong gapoktan memasang listrik di sawah. Petani punya harapan kalau sumber air bisa dipastikan. Intinya pengairan. Kami akan membantu, mereka [gapoktan] menyiapkan sumur dalam. Kami akan memetakan [yang sudah punya sumur dalam]. Jadi tidak perlu tandon. Cukup pasang meteran listrik di sawah. Merubah kebiasaan menyedot air menggunakan bahan bakar solar."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya