SOLOPOS.COM - Para pedagang los di Pasar Sukowati Sragen berjualan  dengan penyekat baja ringan dan galvalum, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen resmi menutup Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir pada Sabtu (11/3/2023) setelah para pedagangnya pindah ke Pasar Sukowati Sragen. Namun, hingga Kamis (16/3/2023), ada sejumlah pedagang yang masih berjualan di dua pasar tradisional itu.

Sejumlah pedagang lainnya mulai membongkar los dan kios mereka di pasar lama untuk dibawa ke pasar baru tersebut yang jaraknya hanya 50 meter.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Aktivitas perdagangan di Pasar Sukowati Sragen pun terpantau mulai bergeliat. Hampir seluruh pedagang los Pasar Nglangon sudah membuka dagangan di los Pasar Sukowati. Los daging juga sudah digunakan. Bahkan sudah ada pedagang oprokan di pasar baru itu. Pedagang oprokan ini  tidak mendapat jatah kios maupun los karena dari awal memang oprokan.

Sejumlah kios di bagian luar sisi barat, utara, dan selatan pasar masih banyak yang belum buka. Hanya 1-2 kios yang terlihat buka dan berbenah. Para pedagang kayu yang menempati kios luar bagian timur sudah membuka dasaran.

Pedagang  klitikan eks Pasar Joko Tingkir masih bertahan di lokasi lama dan belum pindah ke lokasi baru. Padahal mereka sudah mengambil nomor undian jatah los dan kiosnya.

pasar Sukowati sragen
Aktivitas jual beli di Pasar Sukowati Sragen menggeliat, Kamis (16/3/2023), setelah pasar baru itu ditempati pedagang mulai Sabtu (11/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Tak Lagi Waswas

Seorang bakul pisang dan sayuran, Mbah Surip, 75, mengaku senang berjualan di Pasar Sukowati karena tempatnya bersih dan tidak kehujanan lagi. Saat masih berjualan di Pasar Nglangon, ia selalu waswas ketika hujan karena sering kebasahan. Meskipun baru buka tiga hari, Mbah Surip mengaku dagangannya sudah laku.

“Kalau dagangannya banyak ya lakunya banyak. Kalau dagangan sedikit ya sedikit. Namanya juga pasar baru, yang penting laku dulu. Di Pasar Sukowati tempatnya enak karena tidak becek dan nyaman. Alhamdulillah, saya dapat los di pinggir akses masuk meskipun ukurannya kecil,” ujar Mbah Surip yang tinggal di wilayah Desa Tangkil, Kecamatan Sragen.

Di samping los Mbah Surip ada los milik Rusmi, 50, yang juga jualan pisang dan sayuran. Meskipun jualannnya sama, keduanya rukun karena yakin rezeki sudah ada yang mengatur.

“Saya kulakan pisang mentah di Pasar Bunder dan dijual matang di Pasar Sukowati ini. Pisang mentah itu diimbu dengan karbit sehingga cepat matang dan enak. Kalau disemprot itu matangnya kurang sehingga banyak pelanggan tidak mau,” ujar Rusmi yang tinggal di Asemrejo, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sragen.

Pedagang grabatan, Yatmi, 70, juga bersyukur jualnya laku. Yatmi merupakan korban musibah kebakaran Pasar Nglangon beberapa tahun lalu. Gudang berisi dagangan senilai puluhan juta rupiah ludes. Bahkan Yatmi sempat pingsan beberapa hari karena kerugian yang besar itu.

Kini, Yatmi sudah pulih ekonominya dan bangkit serta bersemangat untuk berjualan di Pasar Sukowati. Suaminya menjadi petani penggarap sawah meskipun sawahnya sempat tergenang air luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu.

“Tempatnya enak di sini karena tidak kehujanan. Saat di Pasar Nglangon, sering bocor gentingnya sehingga banyak dagangan yang basah. Di sini tidak khawatir kalau hujan,” kata Yatmi yang memiliki tiga los itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya