SOLOPOS.COM - Perajin memulaskan malam dengan canting untuk membuat kain batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16, Meteseh, Kota Semarang, Jateng, Kamis (22/3/2018). Ini adalah salah satu produk ekspor Jawa Tengah. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Mei 2020 mencatatkan surplus US$2,09 miliar. Sementara sepanjang Januari-Mei 2020 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$4,31 miliar.

Meski neraca perdagangan surplus, hal itu tidak menandakan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan neraca perdagangan surplus pada Mei kurang menggembirakan lantaran disebabkan impor yang anjlok lebih dalam dibandingkan ekspor.

Lainnya Turun Kelas, 163.146 Peserta BPJS Kesehatan Pilih Naik Kelas

“Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor turun dan impor turun jauh lebih dalam. Ekspor semua sektor tumbuh negatif, impor turun tajam. Penurunan ini perlu diperhatikan dan diwaspadai karena akan berpengaruh besar ke pergerakan industri kita,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers daring, Senin (15/6/2020).

BPS melaporkan kinerja ekspor Mei 2020 mencapai US$10,53 miliar, turun 28,95 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama 2019 senilai US$14,83 miliar.

4 Pasien Covid-19 di RSD Bagas Waras Klaten Sembuh

Ekspor Terendah Sejak Juli 2016

Adapun secara bulanan, realisasi ekspor pada Mei menunjukkan penurunan 13,40 persen dari posisi April 2020 yang tercatat US$12,16 miliar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan ekspor secara tahunan tersebut disebabkan turunnya ekspor migas maupun nonmigas ke posisi yang cukup dalam.

Sementara itu secara bulanan, ekspor migas mengalami kenaikan walaupun tidak dapat mengompensasi turunnya ekspor nonmigas. "Baik secara bulanan maupun tahunan, ekspor nonmigas pada Mei mengalami penurunan yang signifikan," kata dia.

Pasien Sembuh Covid-19 di Sukoharjo Capai 50, Hampir Separuh dari Grogol

Suhariyanto menuturkan angka ekspor pada Mei 2020 merupakan yang terendah sejak Juli 2016. Saat itu nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai US$9,6 miliar. "Dilihat ke belakang pernah terjadi ekspor rendah pada Juli 2016," ungkap dia.

Di sisi lain, penyebab neraca perdagangan surplus adalah impor yang turun tajam. Secara bulanan atau month-to-month (mtm) impor pada Mei 2020 turun 32,65 persen dibandingkan April 2020 sebesar US$12,54 miliar.

Dia menerangkan impor nonmigas turun 37,34 persen secara yoy, sedangkan impor migas turun tajam 69,87 persen. Sementara itu, secara tahunan impor barang konsumsi turun 39,83 persen, bahan baku/penolong menciut 43,03 persen, dan barang modal turun 40 persen.

2 Hari Boyolali Tambah 16 Kasus Positif Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya