SOLOPOS.COM - Ratusan pekerja seni menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kabupaten Madiun, Selasa (3/11/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Delapan bulan terakhir para pekerja seni di Kabupaten Madiun tidak bekerja alias nganggur. Pandemi Covid-19 yang muncul sejak Maret tahun ini benar-benar membuat mereka tidak ada pekerjaan karena memang tak ada masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan hiburan.

Para pekerja seni ini pun harus memutar otak supaya dapur mereka tetap mengebul. Bahkan menjual barang-barang berharga juga menjadi jalan supaya tetap bisa makan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selasa (3/11/2020) siang, ratusan pekerja seni menggeruduk gedung DPRD Kabupaten Madiun. Mereka melakukan unjuk rasa supaya pemerintah setempat memberikan kelonggaran bagi masyarakat yang ingin menggelar hajatan dan kegiatan hiburan. Dengan begitu, ada secercah harapan perekonomian mereka bisa kembali pulih.

Kantor Disegel, Ketua Pemuda Pancasila Solo Bantah Ada Konflik Internal

Seorag pekerja seni, Darwati, 47, sudah pusing tujuh keliling karena pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai ini. Perempuan yang bekerja sebagai sinden ini delapan bulan tidak manggung. Akibatnya tidak ada pemasukan sama sekali.

Warga Kecamatan Balerejo ini menyampaikan sudah menggadaikan seluruh perhiasan yang dimilikinya untuk bertahan hidup. “Ini perhiasannya sudah digadaikan semua. Saya juga sudah tidak bisa bayar angsuran sepeda motor. Ya karena tidak ada pemasukan lagi,” ujarnya kepada Madiunpos.com di halaman gedung dewan.

Darwati menuturkan suaminya juga bekerja di bidang serupa. Sehingga selama pandemi, keluarganya benar-benar tidak mendapatkan penghasilan. Dirinya pun mencoba berjualan online, tetapi memang berjualan di sosial media tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ia pun akhirnya pasrah dan meminta pemerintah supaya mengeluarkan kebijakan yang bisa membantu para pekerja seni. “Sebenarnya kami tidak perlu bantuan. Kami hanya ingin perizinan kegiatan hiburan dipermudah, supaya pekerja seni bisa bekerja lagi,” ujar dia.

Bertani

Hal senada juga disampaikan pekerja seni lainnya, Sri Kartini, 47. Sri menuturkan sudah delapan bulan tidak mendapatkan pekerjaan panggung. Sinden dari Desa Warurejo, Kecamatan Balerejo ini menuturkan selama masa pandemi dirinya fokus bertani di sawah. Selain itu juga berjualan online.

“Saya sekarang bertani. Ya mau gimana lagi, tidak ada job nyinden,” kata dia.

Serasa Nonton Film Horor, Ini Rekaman CCTV Aksi Maling di Polokarto

Seorang penyanyi dangdut asal Kabupaten Madiun, Irma Dara Ayu, menuturkan selama delapan bulan lebih sudah tidak manggung. Padahal, dirinya adalah tulang punggung di keluarga.

Dia berharap pemerintah mempermudah perizinan warga yang akan menggelar hajatan. Supaya warga yang ingin menggelar kegiatan hiburan juga tidak takut. “Saya kan sebagai penyanyi dangdut. Pendapatannya ya dari kegitan seni ini saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya