SOLOPOS.COM - Prosesi ritual Among Tebal yang digelar petani di Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), untuk menandai musim tanam tembakau, Selasa (15/3/2022). (Solopos.com - Antara/Heru Suyitno)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Musim tanam tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), telah dimulai. Sebelum melakukan penanaman tembakau, para petani di Temanggung pun menggelar sebuah tradisi ritual yang disebut dengan Among Tebal.

Ritual Among Tebal itu digelar di tiga lokasi yakni Tuk Budoyo, Embung Bansari, dan Benteng Satam, Selasa (15/3/2022). Dalam ritual itu petani mengenakan pakaian tradisional dan membawa nasi tumpeng, ingkung ayam, jajan pasar, dan berbagai makanan tradisional.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Setelah dilakukan doa bersama, nasi tumpeng dan jajanan pasar itu kemudian dimakan secara bersama-sama. Setelah itu, para petani pun melanjutkan prosesi dengan melakukan penanaman sejumlah bibit tembakau di lahan milik petani.

Baca juga: Tradisi Sedekah Bumi Ungkapan Syukur Petani Tembakau di Temanggung

Ketua Panitia Among Tebal di Tuk Budoyo, Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Yamuhadi, mengatakan ritual tersebut diikuti petani dari empat kecamatan yang ada di lereng Gunung Sumbing, yakni Desa Selopampang, Tembarak, Tlogomulyo, dan Bulu. Sedangkan ritual Among Tebal di Embung Bansari diikuti petani tembakau dari kawasan Gunung Sindoro. Sementara ritual di Benteng Satam diselenggarakan petani di kawasan Gunung Prau.

Yamuhadi menuturkan dalam ritual itu dilakukan zikir dan doa bersama dengan harapan masa tanam tembakau tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Sutopo, mengatakan ritual tersebut digelar juga untuk menandai penanaman awal tembakau di musim 2022. “Kami berdoa, semoga Allah dapat mengabulkan harapan dan ikhtiar petani, cuaca bagus dan hasil optimal dan harga mahal,” katanya.

Ia juga berharap pemerintah membuat kebijakan agar perusahaan rokok menyerap tembakau nasional secara optimal. Selain itu juga ada kaji ulang cukai rokok yang terus naik, karena berdampak pada turunnya penyerapan tembakau rakyat.

Baca juga: Petani Tembakau di Sleman Tolak Kenaikan Cukai Rokok

Seorang petani Suamin, 48, berharap panen tembakau tahun ini bisa baik dan harganya menguntungkan petani. Ia pun menginginkan harga tembakau bisa laku minimal Rp100.000 per kg untuk grade C, Rp150.000 per kg untuk grade D, dan grade F di atas Rp200.000 per kg.

“Harapan tentu harga menguntungkan petani dan hasil panen terserap semua oleh pabrik rokok, sehingga meningkat kesejahteraan petani,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya