SOLOPOS.COM - Sawah yang tergenang luapan air sungai di Desa Karangtalun, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Kamis (4/2/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Desa-desa di tepian anak Bengawan Solo di sisi selatan Kabupaten Klaten harus waspada. Musim hujan saat ini berpotensi menyebabkan bencana banjir di desa-desa tersebut.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten pun menetapkan status siaga darurat bencana banjir, gerakan tanah, dan angin puting beliung per 1 November 2021 hingga 30 April 2022.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno, mengatakan banjir akibat luapan air sungai sering terjadi di wilayah Cawas, Bayat, Gantiwarno, Wedi, Truuk, Karangdowo, dan Wonosari.

Baca Juga: Tabrak Mobil Berhenti di Jalan Solo-Semarang, Warga Teras Meninggal

“Antisipasi dari semua OPD [organisasi perangkat daerah] sudah menyiapkan sesuai tugas masing-masing dalam antisipasi bencana. Sementara, desa dan sukarelawan juga sudah ada yang melakukan kegiatan gotong royong bersih-bersih untuk meminimalisasi terjadinya banjir dan angin puting beliung,” ujarnya Kamis (11/11/2021).

Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah Klaten sejak Kamis dini hari hingga sekitar pukul 10.30 WIB. Guyuran hujan di wilayah Klaten hampir merata.

Kondisi itu menyebabkan tinggi permukaan air Sungai Dengkeng mengalami peningkatan. Hingga Kamis sore tak ada perkampungan atau desa yang dilaporkan kebanjiran.

Baca Juga: Klaten Siaga Darurat Bencana Banjir

Namun, sampah banyak menumpuk terutama di sejumlah bendungan sepanjang Sungai Dengkeng. Seperti di Dam Talang, Kecamatan Bayat serta Dam Pelangi, Desa Balak, Kecamatan Cawas.

Sampah yang menumpuk terutama di pintu air rata-rata potongan kayu. Kondisi itu biasa terjadi ketika debit air sungai tersebut meningkat untuk kali pertama ketika musim hujan.

“Saat hujan pertama itu sampah dari wilayah hulu banyak ikut aliran. Biasanya sampah kayu-kayu. Memang biasa terjadi,” kata Ketua komunitas Sekolah Sungai Peduli Pelangi, Desa Balak, Kecamatan Cawas, Wijiyanto.

Baca Juga: Banjir Landa Batas Eromoko-Giriwoyo Wonogiri, Ladang 1 Hektare Terendam

Wijiyanto mengatakan ketika musim hujan tiba, banyak sukarelawan yang siaga terutama di kawasan dam guna memantau perkembangan ketinggian muka air. Tak terkecuali komunitas Sekolah Sungai Peduli Pelangi, Desa Balak.

“Tadi juga banyak teman-teman yang pantauan di Jembatan Pelangi. Harus membersihkan sampah yang menumpuk di pintu-pintu air. Di Jembatan Pelangi pintu air sisi tengah rusak, tidak bisa dibuka. Kami sudah laporkan ke DPUPR Klaten,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya