SOLOPOS.COM - Sejumlah mobil listrik gratis siap diberangkatkan dari Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Sabtu (1/1/2022) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Operasional mobil listrik untuk wisata bantuan Tahir Foundation di Kota Solo mendapatkan kritik dari pengamat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno. Operasional kendaraan bergaya antik itu untuk sementara melewati tiga rute dengan tarif Rp20.000 per orang pada akhir pekan.

Ketiga rute itu, pertama, Beteng Vastenburg – Pasar Gede – Keraton Kasunanan – Baluwarti – Batik Kauman. Kedua, Kampung Batik Laweyan – Sondakan – Pasar Oleh-oleh Jongke – Pajang, dan ketiga, Pura Mangkunegaran – Stadion Manahan – Pasar Balekambang – Pasar Depok.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku siap melakukan evaluasi operasional mobil listrik tersebut termasuk kemungkinan mengubah rute sesuai saran Djoko Setijiwarno. Namun, ia menyebut kemungkinan perubahan rute tidak dalam waktu dekat.

Baca Juga: Soal Polemik Mobil Listrik Solo, Menhub: Insya Allah Ada Solusi

“Saya sudah bertemu dengan Pak Djoko, dan beliau menyampaikan banyak masukan, salah satunya agar tidak melewatkan kendaraan listrik itu di jalan-jalan raya. Ya, kami akan evaluasi rutenya, namun biar berjalan dulu, enggak masalah, karena akan ada pengawalan,” katanya kepada wartawan di Terminal Tirtonadi, Solo, Minggu (9/1/2022).

Ihwal saran untuk mengubah desain mobil listrik bergaya taksi kuno itu, Wali Kota Solo tersebut menegaskan hal itu tak memungkinkan. Perubahan desain tidak berdampak banyak dan akan mengubah ciri khas estetika dari kendaraan itu.

Perubahan desain dimaksud adalah menambah pintu agar lebih aman bagi penumpang. “Ya, konsepnya memang terbuka seperti itu. Secara estetik nanti jadi enggak bagus. Jadi, ya penyesuaian rute dan pengetatan SOP [standard operating procedure],” bebernya.

Baca Juga: Walah! Mobil Listrik Wisata Solo Dinilai Tak Jauh Beda dari Odong-Odong

Potensi Kemacetan

Gibran meyakini kendaraan listrik itu aman mengingat tingkat kecepatan yang terbatas. Sejumlah kendala saat uji coba operasional beberapa waktu lalu, seperti macet saat melintasi perlintasan sebidang Pasar Nongko, ia menyebutnya sebagai persoalan teknis yang dapat diselesaikan.

“Ya, itu kan persoalan teknis, nanti kami perbaiki lagi. Ini kan masih baru banget ya. Nanti kami akan kaji, lihat keadaan di Solo seperti apa, nanti pasti akan banyak masukan, kami terima semua,” imbuh Gibran.

Sementara itu, Djoko Setijowarno mengatakan seharusnya mobil listrik wisata sudah melewati proses uji tipe saat disumbangkan ke Pemkot Solo. Pelaksanaan uji tipe dilakukan untuk menjamin agar kendaraan yang akan digunakan masyarakat di jalan umum terjamin keselamatan, kenyamanan, dan keamanannya.

Baca Juga: Duh, Mobil Listrik Wisata Solo Berpotensi Langgar Aturan, Ini Alasannya

Ia menyebut perlu diskusi lebih lanjut agar Solo tetap punya angkutan wisata dengan motor penggerak listrik karena ramah lingkungan. Djoko megakui Solo memang membutuhkan angkutan wisata dan sudah ada bus wisata yang keliling kota.

“Tapi memang perlu ada yang lebih kecil untuk jarak pendek, ya sekarang dengan mobil listrik. Tapi bisa dicarikan mobil listrik kecil yang lolos uji tipe karena masih melewati jalan umum. Ekonomi Solo sudah mulai bergerak, apalagi ada tambahan lokasi aktivitas baru di Terminal Tirtonadi,” ucapnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya