SOLOPOS.COM - Pintu masuk Dusun Ngurawan, Dolopo, Madiun Minggu (29/5/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Situs Ngurawan yang ada di Dusun Ngurawan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menjadi tempat keramat bagi pejabat. Masyarakat sekitar meyakini mitos di tempat tersebut, yakni saat ada pejabat yang datang ke Situs Ngurawan tak lama kemudian akan lengser atau turun jabatan.

Mitos tersebut sampai saat ini masih terjaga dan dipercaya oleh masyarakat serta pejabat. Tidak sedikit pejabat yang membuktikan mitos tersebut, setelah mereka mendatangi situs tersebut tidak lama kemudian lengser maupun turun jabatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

‘’Mitos itu masih dipercaya sampai sekarang oleh masyarakat,’’ kata Muhammad Masruri, Juru Pelihara (Jupel) Situs Kedaton Ngurawan, Minggu (29/5/2022).

Dia pun kerap mendapat cerita dari para pejabat yang berkunjung tidak lama kemudian terdengar kabar bahwa mereka turun jabatan. Mulai dari dari jabatan polisi, dewan perwakilan rakyat, sampai pejabat di pemerintahan. Ruri, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa mitos itu berlaku untuk semua jabatan.

Baca Juga: Jos! Realisasi Pencatatan Adminduk Kota Madiun Lampaui Target Nasional

‘’Semua orang yang mempunyai pangkat atau jabatan. Contohnya ada Wali Kota Madiun pernah lengser setelah berkunjung ke sini,’’ katanya.

Meski begitu, Ruri mengatakan bahwa tidak semua pejabat itu turun jabatan. Sebab, semua itu tergantung pada hati nurani masing-masing. Jika pejabat itu tidak memiliki riwayat buruk, maka bakal aman.

Bahkan, ada sejumlah pejabat yang berkunjung ke Ngurawan justru malah naik pangkat. Mereka justru tidak mengkhawatirkan turun jabatan saat berkunjung ke Ngurawan.

‘’Pejabat itu malah sering ngopi di sekitar sini,’’ ujarnya.

Kisah Di Balik Mitos

Sebenarnya, ada kisah di balik mitos itu yang membuat para pejabat takut jika masuk ke Dusun Ngurawan. Ruri mengatakan bahwa ada seseorang yang masih keturunan dari suatu kerajaan kabur ke Ngurawan. Dia tidak mengetahui secara pasti tahun berapa kisah itu muncul lantaran sampai saat ini sesepuh Ngurawan masih belum terbuka atas kisah itu.

Baca Juga: Tega! Pria di Madiun Jual Istri Sendiri untuk Layani Teman Dekatnya

‘’Karena ada konflik keluarga dan dia tidak ingin kembali,’’ jelasnya.

Ruri menyebutkan bahwa jika dia kembali bakal terjadi peperangan antar-keluarga. Maka, muncul utusan dari kerajaan itu untuk menyusulnya ke Ngurawan. Karena sejak awal sudah menolak untuk kembali, maka dia mengeluarkan sabda jalmo moro jalmo mati. Artinya yaitu setiap orang yang datang pasti akan mati.

‘’Mitosnya itu kalau ada utusan untuk menjemput dia pasti bakal dibunuh,’’ tuturnya.

Baca Juga: Mahasiswa di Madiun Setubuhi Siswi, Videonya Kemudian Disebar dan Viral

Ruri menjelaskan bahwa pengganti kerajaan atau yang memimpin sebuah tempat saat ini yaitu pejabat. Mitos itu kini berlaku untuk pejabat.

‘’Memang tidak dibunuh seperti sabdanya itu tapi turun jabatannya kalau berbelok dari tujuan pengabdiannya,’’ ungkapnya.

Ruri mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kisah kelanjutan dari orang yang kabur ke Ngurawan. Dapat dipastikan sudah tidak ada lagi jejak orang itu di sana.

‘’Kalau orang dulu itu biasanya moksa,’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya