Solopos.com, JAKARTA — Kasus baku tembak dua polisi yang menjadi ajudan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, di kediamannya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) masih menjadi misteri.
Dalam insiden tersebut, Brigadir J meninggal dunia akibat terkena tembakan Bharada E. Insiden baku tembak ini diduga terjadi diawali dengan pelecehan seksual terhadap istri Kadiv Propam Polri.
Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun
Kronologi kejadian tersebut sampai saat ini masih samar dan menjadi misteri. Peristiwa berdarah itu terjadi pada Jumat (8/7/2022) sore, namun baru diungkap ke publik tiga hari kemudian, Senin (11/7/2022).
Sebagai informasi, Brigadir J adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo. Sementara Bharada E adalah anggota Brimob yang ditugaskan sebagai pengawal Kadiv Propam.
Kasus baku tembaak ajudan Kadiv Propam Polri itu saat ini ditangani Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi menyebutkan rumah yang menjadi tempat kejadian perkara adalah rumah singgah Irjen Pol Ferdy Sambo. Rumah itu dipakai keluarga untuk karantina selama pandemi Covid-19 bergulir.
Baca juga : Aneh, Polisi Mendadak Ganti CCTV di TKP Baku Tembak Ajudan Kadiv Propam
Dugaan Pelecehan
Insiden baku tembak disebut bermula saat Brigadir J nyelonong masuk ke kamar pribadi atasannya. Dia diduga melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam.
Istri pejabat Polri itu pun berteriak minta tolong yang didengar Bharada E. Saat itu, Bharada E berada di lantai II rumah tersebut.
Bharada E kemudian turun dan sempat bertanya kepada Brigadir J yang disebut direspons dengan menodongkan senjata dan mepelaskan peluru. Namun, tembakan itu meleset.
Baca juga : Syok! Kondisi Istri Kadiv Propam Jadi Saksi Penembakan Polisi Ajudannya
Baku Tembak
Bharada E lantas membalas tembakan itu. Dia yang berada di tangga pun menembak ke arah Brigadir J beberapa kali sampai tewas meregang nyawa.
Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan, saat insiden baku tembak dua ajudan terjadi, Irjen Pol Ferdy Sambo tidak berada di rumah. Pejabat Polri itu mengetahui insiden tersebut setelah ditelepon istrinya yang histeris.
Selanjutnya aparat Polres Jakarta Selatan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat laporan. Di sana mereka menemukan mayat Brigadir J tergeletak berlumuran darah.
Pada Jumat (8/7/2022) tengah malam, keluarga Brigadir J mendapatkan kabar duka dari polisi. Pada Sabtu (9/7/2022). jenazah Brigadir J diterima keluarga.
Baca juga : Profil Bharada E, Polisi Penembak Brigadir J Sopir Kadiv Propam
Peti Tak Boleh Dibuka
Jenazah sudah terbungkus rapi di dalam peti. Keluarga menyebut awalnya tidak boleh membuka peti mati tersebut.
Tetapi setelah melalui proses negosiasi, peti itu akhirnya dibuka. Pihak keluarga pun melihat ada kejanggalan pada mayat ajudan Kadiv Propam Polri yang terlibat baku tembak.
Pada Minggu (10/7/2022), keluarga kembali membuka peti jenazah. Mereka pun merasa semakin curiga ada kejanggalan di balik kematian Brigadir J. Disebutkan bahwa ada luka sayatan di wajah dan lebam di perut. Ada juga bekas luka di bagian kaki.
Kejanggalan juga terungkap dari pengakuan Ketua RT di kawasan rumah Irjen Pol Ferdy Sambo, Seno Sukarto.
Baca juga : 4 Kejanggalan Tewasnya Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam
CCTV Diganti
Seno mengatakan bahwa CCTV yang diganti merupakan milik RT dan memang diganti oleh pihak kepolisian.
“Bukan CCTV rumah Pak Sambo, CCTV yang alatnya di pos. Digantinya hari Sabtu. Yang ganti ya mereka [polisi]. Saya tahu hari senin,” ujar Seno di rumah pribadinya, Rabu (13/7/2022).
Diketahui, Seno Sukarto bukan orang sembarangan. Pria berusia 84 tahun ini merupakan purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir Irjen. Dirinya juga sempat menjadi Kapolda di Aceh dan Sumatera Utara.
Baca juga : Tembak Mati Brigadir J, Polisi Bharada E Hilang Ditelan Bumi
Seno juga tidak mengetahui alasan dari CCTV milik RT diganti. Sebab, sampai sekarang dirinya belum menerima laporan dari pihak kepolisian.
“Terus terang saya juga kesal [tak diberitahu], saya dianggap apa sih. Sama sekali tidak ada laporan merintahkan satpam seenaknya aja. Enggak mau memeberitahu kepada saya,” tuturnya.
Kejanggalan lainnya adalah tentang sosok Bharada E yang disebut sebagai seorang penembak jitu. Sampai saat ini polisi tidak memberitahukan detail di mana keberadaan ajudan Kadiv Propam yang terlibat insiden baku tembak itu.