Solopos.com, MADIUN -- Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, dianiaya oleh majikannya selama bekerja di Malaysia.
Selain dianiaya oleh majikannya, nestapa yang dialami TKW bernama Siti Sulikah bertambah. Karena gajinya sebagai asisten rumah tangga juga tidak dibayarkan oleh majikannya di Malaysia.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Ditemui Madiunpos.com di rumahnya, RT 009/RW 003, Desa Nglanduk, Jumat (25/6/2021) sore, mantan TKW Malaysia berusia 22 tahun itu terlihat sedang membersihkan rumahnya. Siti tinggal di rumah tersebut bersama nenek, ayah, adik, dan seorang anaknya yang masih balita.
Baca juga: Muncul Klaster Takziah, Dua RT di Pasuruan Masuk Zona Merah
Siti menceritakan dirinya berhasil terbebas dari penyiksaan dan pulang ke Indonesia atas bantuan Polisi Imigrasi Malaysia. Dia tiba di kampung halamannya pada 26 Mei 2021.
Dia menceritakan selama bekerja menjadi TKW di Malaysia mengalami tindakan penganiayaan. Pelakun penganiyaan adalah majikannya sendiri.
Baca juga: Di Sela Pandemi Covid-19, Yayasan Buddha Tzu Chi Tebar Bantuan
Bahkan hampir setiap hari, selama bekerja menjadi asisten rumah tangga di rumah tersebut dianiaya oleh sang majikan.
"Saya setiap hari disiksa. Dipukuli sama majikan. Satu tahun lebih, saya dipukuli terus," kata Siti mengingat kejadian selama menjadi TKW di Malaysia.
Baca juga: Kabupaten Madiun Kocok Pejabat demi Perkuat Penanganan Covid-19
Selain dipukuli, lanjut Siti, gajinya selama bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia tidak pernah dibayarkan. Bahkan, saat pulang ini, dirinya tidak memegang uang.
Padahal sesuai kesepakatan, sebagai TKW yang dipekerjakan di Malaysia, Siti akan mendapatkan gaji 1.100 ringgit per bulan. Jika dirupiahkan gaji per bulan Siti sekira Rp3,8 juta.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
