SOLOPOS.COM - Deretan kios suvenir dan kuliner di objek wisata Museum Manusia Purba, di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, pada Jumat (30/12/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Ramainya pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, ternyata tidak serta merta membawa keberkahan bagi para penjual suvenir di sana. Lonjakan pengunjung tidak linear dengan pendapatan mereka yang tak bertambah.

“Tidak ramai pembeli. Saya jualan suvenir di depan pintu masuk museum, harusnya kan ditempatkan di jalur keluar. Pengunjung baru beli kenang-kenangan saat mau pulang,” kata Sumiyati, salah satu pedagang suvenir di Museum Sangiran saat ditemui Solopos.com di kiosnya pada Jumat (30/12/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Wanita yang sudah puluhan tahun berjualan suvenir di Museum Sangiran itu mengaku hingga Jumat siang tadi belum ada suvenirnya yang terjual. “Sepi sekali, jam segini belum dapat duit sama sekali,” keluh Sumiyati.

Nasib pedagang suvenir lainnya, Suyanti, setali tiga uang dengan Sumiyati. Menurut kabar yang ia dengar, ada delapan kios di pintu masuk yang akan dipindah ke lokasi yang strategis. Dari delapan kios itu, salah satunya milik dia.

“Mau dipindah, tapi disuruh menunggu satu tahun, 2024 nanti. Disuruh sabar dulu di sini. Kalau sudah masuk ruang pameran terakhir itu pengunjung pergi, enggak ada yang ke sini lagi,” ujar Suyanti.

Baca Juga: Berkah Libur Nataru, Sejumlah Objek Wisata di Sragen Kebanjiran Pengunjung

Suvenir yang dijual Suyanti, Sumiyati dan pedagang lainnya kebanyakan berupa gantungan kunci, batu-batu dari Sangiran, gelang, cincin, topi, serta kaus.

Sementara itu, dari pengamatan Solopos.com, hingga Jumat siang kunjungan wisatawan ke Museum Sangiran bisa dikatakan ramai. Setidaknya terdapat 150 pengunjung yang datang hingga saat itu.

“Kemarin 600-an orang, sebelumnya 400-an orang. Ini melewati rute yang baru per hari ini, jadi melewati pedagang suvenir dan kuliner dulu baru masuk, sebelumnya enggak. Sekarang mengikuti jalur bercat merah yang telah disediakan,” terang pengelola Museum Sangiran, Ika Karolina.

Sekarang Lebih Bagus

Salah satu pengunjung yang datang hari itu adalah Rini dari Kabupaten Batang. Ia mengaku secara khusus datang untuk berlibur ke Museum Sangiran. Ini bukanlah kunjungan kali pertamanya. Rini menyebut Museum Sangiran saat ini jauh lebih bagus ketimbang kali terakhir ia datang ke sana.

Baca Juga: Pemkab Sragen Sediakan 6 Objek Wisata Murah Meriah untuk Libur Nataru

“Datang sama keluarga, memang khusus ke Sangiran,” terang Rini.

Museum Sangiran memiliki lima loket pembelian tiket masuk. Untuk pembayaran bisa dilakukan secara tunai ataupun secara nontunai dengan memindai QRIS. Kemudian sebelum memasuki ruang museum, terdapat tempat untuk mencuci tangan dan disediakan hand sanitizer. Terdapat tiga ruang pamer atau display di museum.

Tarif tiket masuk Museum Sangiran itu diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 2/2019 tentang Retribusi Jasa Usaha. Tiket untuk wisatawan domestik Rp8.000 dan wisatawan mancanegara Rp15.000. Museum Sangiran buka setiap Selasa hingga Minggu, pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Serta untuk batas waktu pembelian tiket adalah pukul 15.30 WIB. Khusus untuk hari Jumat Museum Sangiran akan ditutup sementara pada pukul 11.30 WIB dan buka kembali pukul 13.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya