SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<blockquote><p>Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Selasa (24/7/2018). Esai ini karya S. Djaja Laksana, pernah menjadi pejabat hubungan masyarakat pada pemilihan umum 1977-1999, mantan birokrat. Alamat e-mail penulis adalah captainkids65@gmail.com.<strong><br /></strong></p></blockquote><p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>–Ketika&mdash;kabarnya–Joko Widodo (Jokowi) menawari Prabowo Subianto mendampingi dia dalam pemilihan presiden tahun 2019, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga anggota Dewan Penasihat Partai Gerakan Indonesia Raya Sandiaga Uno–sebagaimana dikemukakan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy–minta agar tawaran itu tetap berlaku, pemilihan presiden selesai dan rakyat damai.</p><p>Mengapa selesai? Karena menurut berbagai lembaga survei yang kredibel, Prabowo adalah pesaing utama Jokowi dalam pemilihan presiden 2019 dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi kedua setelah Jokowi. Politikus lain hanya berani menawarkan diri sebagai calon wakil presiden.</p><p>Ketika dua orang itu bersatu, jabatan presiden dan wakil presiden ada di tangan. Damailah negeri ini. Mengapa damai? Keduanya didikotomikan sebagai sosok berseberangan. Jokowi dinarasikan sebagai kubu nasionalis, dituduh (difitnah) sebagai komunis, dicap anti Islam, dan diberi predikat antek asing-aseng.</p><p>Sedangkan Prabowo dikesankan pembela Islam, anti komunis, dan patriotis. Pemilihan presiden 2014 dan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 telah membelah rakyat. Ketika keduanya bersatu, damai dibumi.</p><p>Persatuan keduanya dalam pemilihan presiden 2019 makin jauh panggang dari api. Secara pribadi, bisa jadi Prabowo tidak menolak tawaran Jokowi. Dalam kalkulasi, meskipun popularitas dan elektabilitasnya tinggi, faktanya tidak setinggi waktu pemilihan presiden 2014. &nbsp;</p><p>Di samping itu, usia dan semangat Prabowo tidak semenggelegar dulu. Tak kalah penting faktor logistik. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya yang juga adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, masalah logistik dan finansial menjadi persoalan besar.</p><p>Ada wacana Prabowo mencari calon wakil presiden yang banyak duit. Ketika pemilihan kepala daerah serentak, Prabowo membuka dompet donasi (sumbangan) dari publik. Orang-orang dekat Prabowo tetap mengusung dia sebagai calon presiden.</p><p>Ini dideklarasikan dalam acara level nasional Partai Gerakan Indonesia Raya–meskipun Prabowo sendiri belum tegas menyatakan kesediaan dirinya–peluang bersatu dengan Jokowi makin tertutup. Para loyalis khawatir, ketika Prabowo menerima tawaran Jokowi, perolehan suara partai dalam pemilihan umum akan jeblok.&nbsp;&nbsp;</p><p>Beberapa hari lalu Romahurmuzy diperintahkan Jokowi mengumumkan 10 nama calon wakil presiden. Ada tiga ketua umum partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintah (termasuk yang sudah <em>gede ruma</em><em>ng</em><em>sa</em>), dua orang profesional sukses (para perempuan menteri), dua agamawan yang nasionalis, dua teknokrat, dan seorang pengusaha yang pernah menjadi menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhioyono.</p><p>Langkah itu adalah <em>testing the water</em>, untuk menguji publik terhadap calon wakil presiden, agar ketika kelak tidak dipilih menjadi calon wakil presiden definitif dan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum sebagai peserta pemilihan presiden 2019, bisa menerima dengan legawa.</p><p>Nanti ada survei atau <em>polling</em> mengenai populatritas dan elektabilitas mereka di mata rakyat calon pemilih. Akan diketahui mana calon wakil presiden yang mendongkrak elektabilitas Jokowi dan sebagainya. Itu merupakan terobosan demokrasi, terbuka dan tidak sembunyi-sembunyi.&nbsp;</p><p>Rakyat dipersiapkan dan dilibatkan sejak awal agar tidak <em>diplekoto</em> seperti memilih kucing dalam karung. Jokowi akan lepas dari beban persaingan antarcalon wakil presiden dari partai-partai politik pendukungnya. Risikonya adalah apabila calon wakil presiden yang diminati rakyat ternyata kurang disukai Jokowi.</p><p>Mantan Wali Kota Solo dua periode itu tentu mengetahui sikap adiluhung Raja Keraton Jogja almarhum Sri Sultan Hameng Buwono IX. Ketika melihat pemerintah Republik Indonesia (Sukarno-Hatta) terancam oleh kembalinya pemerintah kolonilal Belanda (NICA), ia mengundang ibu kota pemerintah Republik Indonesia pindah ke Jogja dan dibiayai. Tahta untuk rakyat.</p><p>Itu telah pula ditunjukkan Jokowi berkali-kali. Setidaknya itu terlihat ketika dia tidak jadi melantik Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai Kepala Polri, membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia, menyetujui Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang larangan eks terpidana tiga kejahatan–bandar narkoba, kejahatan seksual terhadap anak, dan korupsi–menjadi calon anggota legislatif. Era milenial memang zaman <em>vox populi vox dei</em>.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956

Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
author
Abu Nadzib , 
Abu Nadzib Sabtu, 27 April 2024 - 00:44 WIB
share
SOLOPOS.COM - Skuad Timnas Indonesia yang berlaga di Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu Indonesia kandas di perempatfinal melawan Uni Soviet (Rusia) dengan skor 0-4. (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Sepak bola Indonesia sedang merajut mimpi menuju Olimpiade Paris 2024 setelah menunggu hingga 68 tahun.

Kiprah pertama di tahun 1956 pada Olimpiade Melbourne belum pernah bisa diulang hingga saat ini.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Saat ini mimpi itu sudah di depan mata. Timnas U-23 Indonesia tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menggenggam tiket ke Olimpiade Paris.

Kemenangan itu ingin diwujudkan ketika Garuda Muda menjajal tim kuat Uzbekistan yang baru saja mengalahkan Arab Saudi 2-0 di babak perempatfinal, Jumat (26/4/2024) malam.

Koran Solopos

Jika mimpi itu terwujud, bisa dibayangkan betapa bahagianya ratusan juga pencinta sepak bola Tanah Air.

Berikut dokumentasi tentang Olimpiade Melbourne 1956 yang disusun Solopos.com dari berbagai sumber, Jumat.

Olimpiade Melbourne 1956 yang digelar mulai 29 November 1956 menjadi cerita dari generasi ke generasi.

Emagazine Solopos

Kala itu, Timnas Indonesia tampil sebagai salah satu kontestan di bawah asuhan pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik.

Timnas Indonesia diperkuat Maulwi Saelan, Endang Witarsa, Thio Him Tjiang, Ramlan, dan Rusli Ramang.

Ketika itu, Indonesia lolos ke perempatfinal setelah beberapa lawan mengundurkan diri. Di fase gugur itu, Tim Merah Putih berjumpa tim terkuat dunia di masa itu, Uni Soviet.

Interaktif Solopos

Uni Soviet dihuni pemain kaliber dunia antara lain Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov, dan Valentin Ivanov.

Pertandingan dilangsungkan di Melbourne, Australia, dalam babak perempatfinal Olimpiade musim panas ke-16.

Ketika itu Uni Soviet diprediksi bakal menang mudah atas Indonesia.



Namun yang terjadi justru sebaliknya. Pelatih Tony Pogacknik menerapkan strategi pertahanan berlapis membuat Uni Soviet susah menembus kukuhnya lini belakang Indonesia.

Timnas Indonesia sukses menahan Soviet 0-0 hingga akhir laga.

Saat itu belum ada aturan penentuan akhir pertandingan melalui adu tendangan penalti.

Untuk menentukan pemenangnya harus dilakukan pertandingan ulang dua hari kemudian.

Hasilnya, Timnas Indonesi yang masih kelelahan kalah telak 0-4 di laga kedua sehingga otomatis gugur dari turnamen.

Sejak Olimpiade Melbourne di tahun 1956 tersebut, Indonesia belum pernah lolos ke ajang sepak bola empat tahunan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!

Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
author
Abu Nadzib , 
Abu Nadzib Sabtu, 27 April 2024 - 00:08 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pelatih Timnas U23 Indonesia, Shin Tae-yong (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Indonesia tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk bisa berlaga Olimpiade Paris 2024, setelah menunggu selama 68 tahun.

Kali terakhir cabang sepak bola Indonesia berlaga di olimpiade terjadi pada Olimpiade Rusia 1956.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Peluang untuk kembali mendapatkan tiket olimpiade bakal ditentukan pada laga semifinal Piala Asia U-23 kontra Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Jika berhasil membungkam Uzbekistan, Indonesia otomatis mendapatkan satu tiket ke Olimpiade Paris 2024.

Koran Solopos

Pelatih Shin Tae-yong (STY) optimistis bisa mendapatkan tiket olimpiade untuk Indonesia.

Syaratnya, ia meminta anak asuhnya percaya dan menjalankan semua instruksinya.

“Saya mengatakan kepada anak-anak untuk mempercayai saya, ikuti saya dan kita bisa melaju ke final,” ujar Shin Tae-yong dalam jumpa pers seusai mengalahkan Korea Selatan, Jumat (26/4/2024) pagi WIB.

Emagazine Solopos

Shin Tae-yong mengatakan dirinya sangat mengenal para pemain seperti Rizky Ridho, Pratama Arhan, Witan Sulaeman dan lain-lain yang sudah bersamanya selama empat tahun terakhir.

Menurut dia, yang dibutuhkan Garuda Muda untuk mewujudkan impian ke olimpiade hanyalah motivasi.

“Saya pikir kepercayaan diri yang saya berikan kepada mereka selama ini yang membuat kami bisa sampai sejauh ini,” katanya menanggapi pertanyaan sukses ke semifinal Piala Asia U-23.

Interaktif Solopos

Waspadai Uzbekistan

Garuda Muda harus mewaspadai Uzbekistan yang akan menjadi lawan di semifinal Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Pasalnya, Uzbekistan dihuni beberapa pemain muda yang berkompetisi di Liga Eropa.

Berdasarkan data di Tranfermarkt, setidaknya ada tiga pemain yang bermain di Prancis dan Rusia.



Mereka adalah Abdukodir Khusanov, 20, bek tengah milik RC Lens (Liga 1 Prancis); Abbosbek Fayzullaev gelandang serang CSKA Moscow (Russian Premier League), serta Umarali Rakhmonaliev, gelandang bertahan Rubin Kazan (Divisi Utama Rusia).

Di antara ketiganya, Abbosbek Fayzullaev mempunyai nilai pasar termahal yakni Rp86,91 miliar.

Kiper Uzbekistan Khamidullo Abdunabiev merupakan skuad FC Olympic, salah satu klub di liga teratas Australia.

Sisanya, para pemain Uzbekistan ini bermain untuk klub-klub di Timur Tengah dan liga domestik Uzbekistan.

Dibandingkan Tim Garuda yang menjadi skuad termuda (20 tahun) di Piala Asia U-23, rata-rata usia skuad Timnas U-23 Uzbekistan adalah 21,5 tahun.

Uzbekistan menjadi lawan Garuda Muda di babak semifinal Piala Asia U-23 yang akan digelar di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Kepastian itu didapatkan setelah Uzbekistan memenangi laga perempatfinal kontra Arab Saudi dengan skor 2-0.

Gol Uzbekistan masing-masing dicetak Husain Norchaev pada menit ke-45+2 dan Rakhmonaliev pada menit ke-84.

Arab Saudi harus bermain dengan 10 pemain setelah salah satu pemainnya, Yahya, dikartu merah pada menit ke-70.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024

Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
author
Abdul Jalil Jumat, 26 April 2024 - 23:58 WIB
share
SOLOPOS.COM - Hari Wuryanto, bakal calon Bupati Madiun dari Partai Golkar. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN – Mantan Wakil Bupati Madiun, Hari Wuryanto, memastikan akan maju sebagai bakal calon Bupati Madiun pada Pilkada 2024. Apalagi, dia sudah mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar.

Dengan majunya Hari Wuryanto sebagai bakal calon bupati Madiun, ini mengonfirmasi bahwa koalisi Berkah pecah. Berkah merupakan koalisi yang mengusung pasangan Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto pada Pilkada 2018. Dalam kontestasi elektoral itu, pasangan Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Madiun periode 2018-2023.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Kepada wartawan, Hari Wuryanto menegaskan dirinya akan maju sebagai calon Bupati Madiun pada Pilkada 2024. Dia menyampaikan telah mendapatkan surat penugasan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Melalui surat perintah dari DPP Partai Golkar yang ditandatangani Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus itu menunjuk Hari Wuryanto sebagai calon Bupati Madiun. Surat itu dikeluarkan DPP Golkar pada tanggal 20 November 2023.

Koran Solopos

“Menurut surat perintah yang saya terima dari DPP. Saya ditugaskan sebagai calon bupati Madiun,” kata dia, Jumat (26/4/2024).

Dia menuturkan dalam surat itu secara jelas menunjuknya sebagai calon Bupati Madiun supaya melakukan kerja-kerja politik yang cerdas, cepat, dan konsisten. Keputusan ini merupakan bagian evaluasi dari DPP Partai Golkar dalam penetapan kandidat yang diusung pada Pilkada 2024.

Terkait munculnya isu yang beredar mengenai koalisi Berkah jilid II, Hariwur menegaskan hal itu tidak benar. Terlebih pesan dalam surat DPP Golkar sudah jelas.

Emagazine Solopos

Koalisi Berkah pada pemilihan bupati Madiun pada 2018 lalu, Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PKPI, dan Partai Hanura. Pasangan Berkah ini menang dari dua kontestan lainnya, yakni pasangan Rio Wing Dinaryhadi dan Sukiman yang diusung Partai Gerindra, PPP, dan PKS serta pasangan calon Djoko Setijono dan Suprapto yang diusung PDIP dan PKB.

 

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories