SOLOPOS.COM - MASJID LAWEYAN, TERTUA DI KOTA SOLO

Solopos.com, SOLO — Tahukah Anda ternyata Masjid Laweyan di Pajang, Solo ternyata dahulunya merupakan tempat ibadah umat Hindu, pura hlo?

Hal ini bisa dilihat dari arsitektur Masjid Laweyan yang dibuat berundak mirip pura. Dahulunya, pura ini merupakan miliki Ki Beluk.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mengutip dari portal Cagar Budaya milik Kemendikbud, Ki Beluk memiliki hubungan dekat dengan Kiai Ageng Henis yang merupakan sahabat dari Sunan Kalijaga. Seiring berjalannya waktu, Ki Beluk memeluk Islam. Bangunan milik Ki Beluk ini pun kemudian diubah menjadi musala. Kemudian, karena  banyaknya warga yang mulai memeluk agama Islam, bangunan diubah fungsinya menjadi masjid.

Baca Juga: Ada Spot Foto Baru dan Kece di Solo, Ini Hlo Lokasinya!

Bersamaan dengan itu, tumbuh sebuah pesantren dengan jumlah pengikut yang banyak. Pemilik masjid ini adalah Kiai Ageng Henis (kakek dari Susuhunan Paku Buwono II). Seperti layaknya sebuah masjid, Masjid Laweyan Solo berfungsi sebagai tempat untuk nikah, talak, rujuk, musyawarah, dan makam.

Bukan hanya berundak, ciri khas dari Masjid Laweyan ini juga bisa dilihat dari gaya bangunannya yang kental unsur Jawa, terutama pada bagian atapnya.

Baca Juga:  Kemunculan Kabut Hitam, Cikal Bakal Nama Gunung Kemukus Sragen

Bentuk atap menggunakan tajuk atau bersusun dan terdiri atas dua bagian yang bersusun. Dinding Masjid Laweyan terbuat dari susunan batu bata dan semen. Penggunaan batu bata sebagai bahan dinding, baru digunakan masyarakat sekitar tahun 1800. Sebelum dibangun seperti sekarang, bangunan masjid ini sebagian menggunakan kayu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rumah pelindung makam kuno terbuat dari kayu.

Dahulu pura, ternyata Masjid Laweyan Solo juga sebagai masjid tertua di Solo. Masjid ini berdiri sejak 1546 dan jauh lebih tua dibanding Masjid Agung Surakarta yang dibangun pada 1763.

Baca Juga:  5 Kuliner yang Wajib Dicoba Saat ke Pasar Tawangmangu Karanganyar

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari unggahan pengelola akun Facebook Solo Zaman Dulu, masjid tertua di Solo dibangun pada masa Kerajaan Pajang kepemimpinan Sultan Hadiwijaya sebelum dipecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta.

Ornamen masjid yang masih berfungsi hingga sekarang ini masih terjaga dengan baik. Ada pula beduk dan kentongan yang diyakini berusia ratusan tahun.

Baca Juga: Tevy Badoa, Peserta X Factor Indonesia dari Solo yang Sihir Para Juri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya