Solopos.com, SOLO -- Wakil Presiden atau Wapres RI Ma'ruf Amin berkunjung ke Pasar Klewer dalam lawatannya ke Solo, Rabu (11/3/2020) sore. Ma’ruf tampak didampingi sang istri Wury Estu Handayani, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Rombongan menyapa para pedagang yang tengah bersiap menutup kios. Mereka sempat tanya jawab singkat serta mendoakan agar pedagang makin laris. Ma’ruf berjalan menyusuri lorong lantai I Pasar Klewer kemudian naik ke lantai II.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Dari lantai II tersebut, Wapres Ma'ruf Amin melihat ke lokasi pembangunan Pasar Klewer Solo timur yang sedang berlangsung. Tak berapa lama kemudian, ia meninggalkan lokasi.
Final! PDIP Kantongi Rekomendasi Calon di Pilkada Solo, Gibran atau Purnomo?
“Tadi saya sempat ditanya bagaimana kondisi bangunan baru setelah direnovasi, bagaimana jualannya? Makin ramai tidak? Ya, saya jawab bangunannya bagus, lumayan ramai, dagangan juga laris. Baru kali ini bertemu Pak Ma’ruf. Orangnya ramah, menyenangkan. Kami juga didoakan agar makin laris,” ucap salah seorang pedagang, Tini, 50, kepada Solopos.com, Rabu.
Ma'ruf Amin Tanya Progres Pembangunan Pasar Klewer Timur
Kepada wartawan, Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan Olahraga dan Pasar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Supriyanto, mengaku sempat bercerita singkat mengenai Pasar Klewer barat dan pembangunan Pasar Klewer timur ke Wapres Ma'ruf Amin.
Proyek Flyover Purwosari Solo Sudah Sebulan Berjalan, Bagaimana Progresnya?
“Kami menjelaskan bagaimana perkembangannya. Setelah pasar terbakar lalu dibangun lagi, kemudian kelanjutan pembangunan Pasar Klewer timur,” ucapnya.
Menurut Iwan, capaian persentase pembangunan Pasar Klewer Timur sudah menyentuh 18,9 persen pada pekan ini. Kontrak yang ditenggat selesai pada Juli itu merampungkan 527 kios dengan mengusung kearifan lokal.
Lahan Depan Mal Solo Paragon Dieksekusi, Ahli Waris Gugat Gubernur Jateng
Konsepnya gedung hijau, yang terdiri dari ruang bawah tanah (rubanah) atau basement sebagai tempat parkir, semi rubanah, dan lantai I. Pedagang akan ditempatkan di lantai semi basement dan lantai I berupa pelataran.
“Konsep gedung hijau biaya pemeliharaannya lebih ringan, sehingga pedagang tidak terbebani retribusi yang tinggi. Di samping itu, tanpa listrik pun, pasar tetap terang,” kata Iwan.