SOLOPOS.COM - Sejumlah masyarakat Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali, mengikuti ritual Tungguk Tembakau di areal makam Gunungsari, Rabu (3/8/2022). (Solopos.com/ Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI – Ritual Tungguk Tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali diusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Perwakilan Dinas Kebudayaan dari Pemprov Jawa Tengah, Ida Suryani, membenarkan bahwa pihaknya mengusulkan ritual Tungguk Tembakau menjadi WBTB di The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) 2023.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pernyataan tersebut disampaikan kepada Solopos.com saat ida menghadiri ritual Tungguk Tembakau, Rabu (3/8/2022). “Kebetulan dinas pendidikan di seksi budaya dan tradisi itu ada kegiatan yang namanya ritual,” kata Ida.

“Sesuai usulan dari dinas Kebudayaan Boyolali, Tungguk Tembakau akan menjadi salah satu yang akan kami usulkan. Kami akan keliling di 35 kabupaten/kota dalam tahun ini,” ucap Ida.

Ida menerangkan bahwa tidak ada kriteria tertentu soal pengusulan WBTB dari pihak kabupaten ke pihak provinsi.

Baca juga: Hore! Per Tahun ini, Selo Bakal Rutinkan Agenda Tungguk Tembakau

“Tungguk Tembakau tahun lalu sudah kami usulkan, tapi mungkin karena beberapa dokumen masih kurang lengkap jadi belum bisa ditetapkan. Namun untuk tahun depan semoga sudah bisa ditetapkan sebagai WBTB,” ucapnya.

“Mengusulkan tidak sekadar usul, bersama masyarakat, pemerintah desa, dan didukung oleh pemerintah kabupaten boyolali, tidak ada salahnya ketika itu [ritual Tungguk Tembakau] diusulkan. Karena ini juga butuh tinjauan yang lengkap,” kata Bupati Boyolali, Said Hidayat, Kamis (4/8/2022).

Inisiator pengusulan Tungguk Tembakau sebagai WBTB, Dwi Kristianto, menjelaskan ritual tersebut merupakan budaya di daerahnya yang telah dilakukan secara turun-temurun, sehingga sangat layak diusulkan.

Dwi telah menyiapkan beberapa dokumen persyaratan seperti foto, video dokumenter, serta kajian-kajian akademis terkait ritual Tungguk Tembakau.

Dosen Universitas Indonesia tersebut menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan banyak pihak, meliputi pemerintah desa, sesepuh desa, serta beberapa tokoh masyarakat.

Baca juga: WISATA BOYOLALI : Ritual Tungguk Tembakau, Wujud Syukur Warga atas Panen Tembakau

Tujuannya memperkuat kelayakan Tungguk Tembakau sebagai WBTB. “Tahun kemarin sudah diusulkan, namun belum lolos di sistem website Kemendikbud Ristek. Tahun ini akan kami coba lagi agar bisa masuk WBTB 2023,” kata Dwi saat ditemui Solopos.com dalam acara Tungguk Tembakau, Kamis (4/8/2022).

Kepala Desa Senden, Sularsih mengatakan dalam pengusulan WBTB yang paling utama adalah penyiapan sumber daya masyarakat.

Setelah itu menyiapkan lokasi untuk acara ritual tersebut. “Rencana kedepan terkait ritual Tungguk Tembakau tidak hanya diarahkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, tapi juga diharapkan menuju ke desa wisata,” kata Sularsih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya