Solopos.com, SOLO -- Juru Biara Satgas Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan pemerintah telah menyiapkan 23.000 tenaga kesehatan atau nakes untuk menjadi vaksinator ke masyarakat.
“Untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator. Dan pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin pun dengan cermat dipersiapkan," terang Reisa dalam rilis yang diterima Solopos.com pada Jumat (20/11/2020).
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Dua Hari, Pasien Positif Covid-19 di Kota Madiun Bertambah 7 Orang
Terkait sumber daya manusia atau SDM yang akan memberikan vaksinasi nantinya ke masyarakat, Indonesia telah memiliki 23.000 vaksinator yang terlatih, dan 7.000 di antaranya telah dilatih khusus.
“Bahkan vaksinator sudah dibekali pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan, dan telah 7000 vaksinator yang sudah terlatih khusus” tambah Reisa.
Penampilan Cabup Klaten di Debat I: Mulyo Pakai Lurik, ORI Kemeja Putih, ABY-HJT Kejawen
Pada kesempatan yang sama, dr Dirga Sakti Rambe, selain SDM yang unggul untuk menjadi vaksinator Covid-19, Indonesia juga telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok negeri.
“Perlu diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap”, ujar dia.
Personel Gabungan Satpol PP Solo Tertibkan Spanduk Ilegal, Salah Satunya Bergambar HRS
Masyarakat Diminta Bersabar
Dirga meminta kepada masyarakat untuk bersabar hingga hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu, baru vaksin Covid-19 bisa beredar di Indonesia.
“Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Kalau ada klaim efektivitas vaksin A sekian, itu tidak apa-apa, kita terima sebagai infomasi. Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji klinik fase III selesai dilaporkan” terang dia.
Anggota Forum Masyarakat Penyelamat Anggaran Klaten Datangi Kejari, Lapor Kasus Korupsi?
Masyarakat juga tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular Covid-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas.
“Upaya 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) itu harus terus kita lakukan. Vaksin itu untuk melengkapi pertahanan tubuh kita karena perlindungannya spesifik. Semua ini kita upayakan agar pandemi ini bisa kita kendalikan”, urai Dirga.