SOLOPOS.COM - Manajer Arema FC, Ali Rifki ditemui di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jatim, Minggu (2/10/2022). (ANTARA/Willy Irawan)

Solopos.com, MALANG — Manajemen Arema FC mengungkapkan pihaknya telah mengajukan permohonan untuk memajukan waktu kick off Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Namun, permohonan memajukan kick off dari awalnya malam menjadi sore itu ditolak PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Manajer Arema FC, Ali Rfiki, mengatakan pihaknya telah meminta kepada PT LIB untuk memajukan waktu laga antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Atas permintaan Kapolres Malang sudah kita kirim (kick off). Setelah itu PT LIB menjawab dan menetapkan bahwa jadwal tetap seperti sedia kala,” kata Ali Rifki di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022).

Setelah permintaannya itu ditolak, kata dia, pihaknya mematuhi keputusan dari PT LIB.

Baca Juga: Satu Warga Magetan Jadi Korban dalam Tragedi Kanjuruhan Malang

“Saya sebagai manajer tim mengikuti apa yang ada, yang sudah ditetapkan karena jadwal apapun itu urusan panitia penyelenggara, PT LIB dan keamanan,” ujarnya.

Rifki menuturkan main jam berapa pun, tim kesebelasannya siap bertanding. Timnya telah mempersiapkan untuk laga melawan Persebaya ini.

“Dari manajemen, mau sore, siang, kami siap bertanding. Karena tim sudah kita siapkan,” katanya.

Seluruh jajaran manajemen dan pemain tidak menyangka pertandingan pada Sabtu malam menjadi sebuah tragedi besar dan memakan banyak nyawa.

Baca Juga: Sejarah Stadion Kanjuruhan Malang, Saksi Bisu Tragedi yang Tewaskan 130 Orang

“Saya kira tim semua, pemain, shock semua. Semua tidak menginginkan ini,” katanya.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Baca Juga: Lima Warga Blitar Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Malang, Ini Identitasnya

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Dalam tragedi Kanjuruhan itu, tercatat 130 orang meninggal dunia. Sedangkan 180 orang mengalami luka-luka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya