SOLOPOS.COM - Makam Joyo Mursito dan Raden Ayu Tasik Wulan di Makam Beteng, Nglembu, Sambi, Boyolali, Senin (21/02/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Makam Punggawa Jaya Kawandasa atau Makam Beteng di Dukuh Krisik, Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Boyolali, Senin (21/02/2022), diresmikan menjadi wisata religi untuk umum. Kepala Desa Pelem, Kecamatan Simo, Sutarto, 55, mewakili Kepala Desa Nglembu yang berhalangan hadir melakukan peresmian di kompleks makam setempat.

Menurut Sutarto, pembukaan makam sebagai destinasi wisata baru berawal dari keprihatinan kerabat Pura Mangkunegaran KRMH Roy Rahajasa Yamin yang datang berziarah ke makam mertua Pakubuwana VI, Raden Ayu Tasik Wulan, tersebut, beberapa waktu lalu. Kala itu kondisi makam tidak terawat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sutarto mengaku setelah kedatangan KRMH Roy Rahajasa Yamin banyak orang yang juga ikut berziarah dan turut membersihkan makam, sehingga direncanakan revitalisasi makam tersebut. Revitalisasi makam sendiri telah dilakukan sebelum peresmian makam menjadi destinasi wisata umum.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Terus, Boyolali Masuk PPKM Level 3

“Dengan kebersamaan semua pihak dan kontribusi masyarakat serta uluran tangan dari KRMH Roy Rahajasa Yamin, maka sekarang sudah seperti ini nampaknya [terawat], begitu rapih dan bersih,” ungkapnya saat ditemui dilokasi.

Sutarto juga menyampaikan selain Raden Ayu Tasik Wulan, di permakaman itu juga dikebumikan beberapa tokoh lainnya, di antaranya Jaya Tilarsa dan Jaya Mursita, yang merupakan pengikut Pangeran Sambernyawa, Singaprana III, Singaprana IV, dan lainnya.

makam beteng sambi
Peresmian Makam Beteng jadi Destinasi Wisata Religi di Makam Beteng, Nglembu, Sambi, Boyolali, Senin (21/02/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Pada kesempatan itu, Sutarto menyampaikan harapannya agar wisata sejarah yang berlokasi di dua desa yakni Nglembu dan Pelem tersebut menjadi lebih terangkat, dan mendapatkan perhatian, utamanya situs bersejarah seperti ini.

“Maka sebagai bentuk penghargaan dan nilai sejarah, ini perlu terus disebarluaskan. Dan harapan kami kedepan menjadi sebuah destinasi wisata religi yang dapat bermanfaat bagi Desa Pelem dan Nglembu,” ujarnya.

Baca juga: Pesona Stabelan, Dusun di Boyolali Berjarak 3,5 Km dari Puncak Merapi

Tidak hanya itu, Sutarto juga mengingatkan bahwa Pangeran Sambernyawa adalah seorang pahlawan, sehingga dua prajuritnya [Jaya Tilarsa dan Jaya Mursita] yang dimakamkan disana juga patut mendapat perhatian.

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan kesenian Topeng Ireng dari Tarubatang, Selo, Boyolali, sebagai bentuk menjaga kebudayaan sesuai dengan konsep Desa Pelem yang disampaikan oleh Sutarto, yakni Pelem Ngabudaya.

“Desa Pelem kepengen berbenah diri, bangkit kembali terkait dengan budaya Jawa yang adiluhung, santun, dan lemah lembut terhadap sesama. Kami ingin juga membangkitkan budaya jawa dalam bentuk kesenian, tari tradisional, campursari ataupun apa, yang embrio awalnya adalah karawitan, agar budaya yang kian pudar akan bangkit lagi,” jelasnya.

Terkait pengelolaan dia menyampaikan hal tersebut akan dilakukan secara bertahap, untuk sementara hanya warga setempat yang mengelola dan membersihkan. “Kedepan akan kami benahi agar lebih profesional,” tutupnya.

Baca juga: Mandiri Energi ala Warga Kanoman Boyolali dengan Manfaatkan Limbah Tahu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya