Solopos.com, SOLO – Matahari merupakan objek paling panas di Tata Surya yang sulit bahkan hampir tidak mungkin dipotret. Namun kalangan ilmuwan pencinta astronomi tidak kehabisan akal untuk mengabadikannya.
Pada awal 2020, Teleskop Daniel K Inouye Solar di Hawaii merekam gambar detail permukaan Matahari. Foto tersebut memperlihatkan penampakan permukaan Matahari yang seperti nuget berwarna keemasan.
Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia
Ukuran permukaan Matahari yang bisa dipotret itu memang hanya kecil. Namun jika dibandingkan dengan permukaan Bumi, maka luasnya setara dengan satu negara di Prancis.
Jago Bela Diri hingga Main Burung, Ini 5 Fakta Unik Nunggal Si Preman Solo Pimpinan Gondhez’s
Dikutip dari Detik.com, Sabtu (5/9/2020), pada Juni 2020 lalu mantan dosen fotografi asal Dover, Inggris, Paul Andrew, 66, berhasil memotret permukaan Matarahi dengan cantik. Foto itu memperlihatkan variasi aktivitas bintang yang bergantung pada apa yang terjadi di dalamnya. Dia menyebut waktu terbaik memotret pusat Tata Surya itu adalah saat musim panas, yakni posisinya tinggi di langit dan terhalang oleh awan.
“Tidak seperti objek astronomi lainnya. Matahari selalu berubah dan kalian tidak akan pernah tahu apa yang akan dilihat setiap harinya,” terangnya seperti dilansir Daily Mail.
Mbledos! 32 Warga Klaten Terkonfirmasi Positif Covid-19 dalam Sehari, Wonosari Terbanyak
Memotret Matahari sangat bergantung pada faktor keberuntungan. Sebab ada berbagai kendala yang harus dihadapi, namun bakal sepadan jika mendapat hasil yang bagus.
Teleskop GREGOR yang baru diperbarui kemampuannya memberikan kejutan berupa gambar Matahari yang sangat detail. Teleskop surya terbesar di Eropa itu mampu memecahkan detail sekecil 50 kilometer di permukaan Matahari.
Teleskop canggih ini juga memungkinkan ilmuwan mempelajari medan magnet, konveksi, turbulensi, letusan Matahari, dan bintik Matahari yang detail.