SOLOPOS.COM - Seorang petugas mengamati LP Kelas I Tanjung Gusta, Medan, yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Seorang petugas mengamati LP Kelas I Tanjung Gusta, Medan, yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Seorang petugas mengamati LP Kelas I Tanjung Gusta, Medan, yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkum HAM) Denny Indrayana membantah adanya korban jiwa yang jatuh dalam kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Tanjung Gusta Medan, , Kamis (11/7/2013). Namun tak dibantah adanya korban luka-luka.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Memang ada korban luka-luka, Tetapi belum ada kabar—mudah-mudahan tidak ada—adanya korban jiwa,” kata Denny Indrayana saat teleconference dengan TV One, Kamis malam. Dia meminta publik bersabar menunggu kepastian data terkait jumlah warga binaan yang kabur yang saat ini tengah dihimpun jajarannya di Medan.

Saat ini, menurut Denny, Tanjung Gusta dihuni 2.600 warga binaan yang 2.500 di antara mereka berstatus narapidana dan sisanya tahanan. Komdisi itu, tegas dia, tak ideal karena kapasitas LP Tanjung Gusta hanya 1.500 orang. Kendati demikian, tegas dia, selama ini jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan itu diakuinya telah berusaha mengoptimalkan keterbatasan.

Sementara itu dari Medan dilaporkan data sementara dari kepolisian setempat. Dari 200-an narapidana yang memilih kabur tatkala ada kesempatan di tengah rusuh, 15 di antara mereka merupakan narapidana kasus terorisme. Kini, polisi telah berhasil menangkap kembali 40-an pelarian, namun baru seorang di antara mereka yang diidentifikasi sebagai narapidana kasus terorisme.

Rusuh di LP Tanjung Gusta, Kamis petang, sebagaimana dikonfirmasi Wamenkum HAM Denny Indrayana sebelumnya, dipicu padamnya arus listrik yang berimbas kepada tak mengalirnya air di LP itu sejak pagi hingga beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa. “Kami sudah berusaha untuk menghidupkan genset yang ada, tapi tidak mencukupi. Mereka mungkin tidak sabar menjelang Magrib sehingga terjadi gesekan,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya