SOLOPOS.COM - Sejumlah tentara bergerak masuk ke LP Kelas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013). Kerusuhan dipicu padam aliran listrik dan tak mengalirnya air. (JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Sejumlah tentara bergerak masuk ke LP Kelas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013). Kerusuhan dipicu padam aliran listrik dan tak mengalirnya air. (JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Sejumlah tentara bergerak masuk ke LP Kelas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013). Kerusuhan dipicu padam aliran listrik dan tak mengalirnya air. (JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Solopos.com, MEDAN — Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Tanjung Gusta Medan dikuasai ribuan warga binaan yang marah karena ketiadaan air menjelang waktu berbuka puasa, Kamis (11/7/2013). Ratusan polisi dan tentara bersiap melakukan penyerbuan ke dalam penjara.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Sejumlah aparat yang berada di lokasi telah melepaskan tembakan gas air mata ke arah LP yang bergolak. Aktivitas polisi dan tentara itu terlihat di sela-sela kesibukan awak belasan mobil pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api. Rusuh di LP Tanjung Gusta, menurut laporan Metro TV, dipicu protes ratusan orang warga binaan yang membakar ban bekas.

Api kemudian juga melalap sejumlah inventaris LP. Namun, kebakaran menurut laman berita detikcom, tidak menyentuh blok narapidana. Kebakaran hanya terjadi di bagian depan kompleks penjara itu, meliputi ruang kantor, ruang administrasi dan ruang penerimaan tamu.

Hingga pukul 22.00 WIB, api masih membakar sejumlah ruangan di LP tersebut. Sempat terdengar suara ledakan dari ruang yang terbakar itu. Suara ledakan itu, menurut laman berita merdeka.com, disambut gegap gempita oleh para narapidana yang menjadi warga binaan di LP tersebut.

Mereka adalah warga binaan yang tersisa dalam LP karena ratusan orang lainnya berhasil mendobrak pintu depan LP itu lalu kabur. Ratusan orang narapidana dilaporkan kabur akibat rusuh itu, sejumlah sumber menyebut angka berbeda, berkisar 200 orang hingga 500 orang.

Sebagian penjaga penjara dilaporkan sempat melepaskan tembakan ke arah napi yang mencoba keluar LP kala kebakaran terjadi. Tetapi jumlah penjaga yang tidak sebanding dengan jumlah warga binaan serta situasi yang tidak terkendali membuat para petugas itu memilih menyingkir kala ratusan narapidana itu memaksakan diri meninggalkan penjara.

Rusuh di LP Tanjung Gusta, Kamis petang, dikonfirmasi Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkum HAM) Denny Indrayana. Ia mengakui pemicu kerusuhan adalah masalah pemadaman listrik yang berimbas pada tak mengalirnya air di LP yang dihuni 2.694 orang narapidana, beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa.

Pihak LP menurut Wamenkum, telah berupaya menghidupkan generator set (genset) untuk menambah supply listrik namun arus tidak cukup. “Kami sudah berusaha untuk menghidupkan genset yang ada, tapi mungkin tidak mencukupi. Mereka mungkin tidak sabar menjelang Magrib sehingga terjadi gesekan,” ungkapnya.

Akibat kerusuhan itu, sekitar 500 tahanan melarikan diri dan tengah diburu oleh polisi. Sejumlah sipir atau petugas penjara sempat tertahan karena pintu akses bui ditutup oleh para narapidana yang tersisa dalam LP Tanjung Gusta.

“Sekarang sudah keluar semua,” kata Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Akbar Hadi. Diakui Akbar, LP Tanjung Gusta memang dikuasi oleh para warga binaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya