SOLOPOS.COM - Endah Dwi Palupi, breeder anjing asal Solo, berfoto bersama anjing-anjingnya. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Endah Dwi Palupi, 43, perempuan asal Margorejo, Gilingan, Solo, sudah lebih dari 25 tahun menjadi breeder atau pembiak anjing ras lokal Indonesia asal Bali, Kintamani.

Iin, sapaan akrabnya, memiliki kisah unik terkait dengan anjing cantik tersebut. Ia mengaku sejak kecil sudah mencintai anjing sebagai peliharaan karena lingkungan keluarganya juga pencinta anjing.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam wawancara dengan Solopos.com, Rabu (19/5/2021), Iin bercerita saat kecil ia sering ditinggal tugas ayahnya ke luar kota yang merupakan Guru Besar UNS Solo, Prof Didik Gunawan Tamtomo. Ia pun memilih anjing sebagai peliharaan sekaligus penjaga rumah.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaster Sumber Solo Tambah Lagi 16 Orang, Total Jadi 41

Saat Iin masih SMP, anjing kintamani sudah dipilih sebagai peliharaan karena kecantikannya. Iin termotivasi melestarikan anjing ras lokal itu. Namun, ia mengatakan awal mula jatuh cinta dengan anjing kintamani justru saat ia dewasa.

Selain karena kecantikannya, Iin menyebut ada banyak keunggulan pada anjing Kintamani yang membuat warga Gilingan, Solo, itu memilih menjadi breeder anjing tersebut. Salah satunya kemudahan dalam merawat anjing asal Desa Sukawana, Kintamani, di kaki Gunung Batur, Bali, itu.

Menurut Iin, ras lokal cenderung lebih mudah dirawat dibandingkan ras impor yang perlu perawatan khusus.

Bisa Makan Singkong

Pakan anjing kintamani itu hanya dog food, nasi, bahkan singkong. Anjing itu bisa makan singkong karena di Bali, anjing kintamani digunakan untuk menjaga kebun. Ia menjelaskan anjing kintamani sering terkesan galak, padahal anjing jenis itu tidak menyerang, hanya menjaga teritorial.

Baca Juga: Hampir 2 Tahun Tabrak Lari Flyover Manahan Solo, LP3HI Kembali Gugat Praperadilan

“Anjing kintamani itu alarm dan alert. Ia tidak mau menyerang, hanya menjaga teritorial. Pernah dulu anjing-anjing saya tidak berhenti menggonggong tengah malam. Besoknya ada ramai-ramai, ternyata tetangga saya kemalingan itu. Saya sadar gonggongan anjing saya malam sebelumnya adalah peringatan, padahal rumah tertutup tembok tinggi,” paparnya.

Breeder asal Solo itu menambahkan anjing Kintamani dapat beranak dua kali dalam setahun. Namun untuk menjaga kualitas anakan, breeding hanya dilakukan satu kali dalam setahun atau lebih di tempat breeding atau kennel miliknya, Rumah Permata Nusantara.

Ia melihat seiring makin terkenalnya anjing kintamani, banyak breeder yang cenderung asal-asalan. Seperti tidak mempertahankan ras murni anjing kintamani. Menurutnya, agar kualitas anakan tetap terjaga seperti kesehatan dan posturnya, breeder anjing Kintamani tidak bisa asal-asalan.

Baca Juga: Tragis! Sepekan Jelang Pernikahan, Gadis Purwantoro Wonogiri Meninggal Akibat Kecelakaan

Selain itu, agar kualitas bulunya terjaga, anjing Kintamani pantang makan ikan laut. Makan ikan laut terlalu sering membuat bulu anjing rontok. Iin mengakui di Solo dan sekitarnya, anjing Kintamani memang belum terlalu populer. Saat ini ia mengatakan belum mendengar ada komunitas pencinta anjing Kintamani di Solo.

Harga Anjing Kintamani

“Kalau komunitas khusus anjing kintamani di Solo belum ada. Saat gathering, hanya beberapa dog lovers yang membawa anjing kintamani. Paling sering ya waktu dog show atau kontes anjing,” papar breeder asal Solo itu.

Ia menambahkan harga seekor anjing kintamani bersertifikat atau stambum sekitar Rp3 juta. Jika seekor anjing kintamani sering juara kontes harganya bisa berlipat lebih mahal.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Kecelakaan, Calon Pengantin Asal Purwantoro Wonogiri Sudah Diingatkan Ortunya

Iin mengaku lebih sering memasarkan anjing kintamani hasil breeding-nya ke luar daerah. Hal itu karena di Soloraya. mayoritas orang belum memahami kualitas anjing kintamani. Kebanyakan orang menganggap ras lokal tidak berkualitas.

“Padahal anjing kintamani sudah diakui dunia. Pasar anjing kintamani justru masyarakat menengah. Anjing kintamani sering dianggap anjing kampung, padahal anjing ras luar negeri ya anjing kampung juga di sana,” imbuhnya.

Iin mengatakan tidak terlalu memperhatikan omzet dari beternak anjing kintamani. Ia hanya ingin melestarikan anjing kintamani sesuai ras aslinya. Saat ini Iin memiliki enam anjing betina dan tiga anjing jantan. Iin mengaku tidak ingin memiliki banyak anjing namun mengabaikan kualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya