SOLOPOS.COM - Kondisi Feri Santosa, 43, seorang penyandang disabilitas asal Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, yang terlibat kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Wonosari sekitar dua pekan lalu. Akibat kecelakaan lalu lintas itu, Feri Santosa menutup Angkringan Gotong Royong yang memberikan diskon 50 persen ke sesama penyandang disabilitas selama dua pekan terakhir. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN—Feri Santosa, 43, seorang penyandang disabilitas asal Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Wonosari, sekitar dua pekan lalu. Akibat kejadian itu, Feri Santosa yang menjadi garda terdepan usaha angkringan di Klaten bernama Angkringan Gotong Royong Delanggu menutup usaha untuk sementara waktu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Feri Santosa semula memenuhi undangan untuk advokasi pembentukan kelompok penyandang disabilitas di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari. Setelah mengisi acara, Feri Santosa hendak pulang ke rumahnya di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di tengah perjalanan di Jalan Pakis-Teloyo itulah, sepeda motor milik Feri Santosa ditabrak sepeda motor Kawasaki Ninja. Sepeda motor mewah itu semula ingin mendahulu laju kendaraan yang dikendarai Feri Santosa. Namun, upaya itu gagal sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga: Nasi Belut Jadi Favorit Angkringan Penyandang Disabilitas Klaten

“Saya menjalani rawat jalan saat itu. Setelah itu pemulihan dan harus mengikuti kegiatan lain. Makanya, sudah dua pekan ini enggak membuka angkringan. Mungkin sebentar lagi, Angkringan Gotong Royong bisa segera dibuka,” kata Feri Santosa, saat ditemui Solopos.com, di Kecamatan Jatinom, Jumat (11/2/2022).

Feri Santosa merupakan salah satu tokoh usaha Angkringan Gotong Royong di Gatak, Kecamatan Delanggu. Angkringan yang dikelola komunitas disabilitas, Difa Mandiri Gatak itu di-launching pada Minggu (26/9/2021).

“Sebelum saya tutup selam dua pekan itu, angkringan ramai terus. Omzet bisa Rp600.000 per hari. Kunjungan paling ramai hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Mungkin di hari-hari itu banyak orang yang libur,” katanya.

Baca Juga: Angkringan di Delanggu Ini Beri Diskon 50% ke Penyandang Disabilitas

Angkringan Gotong Royong buka setiap hari, yakni mulai pukul 09.00 WIB hingga malam hari. Menu di angkringan ini seperti nasi kucing, gorengan, baceman, telur sunduk, es teh, teh hangat, dan lainnya. Modal awal berdirinya angkringan senilai Rp2 juta. Dana tersebut didukung dari Pemdes Gatak.

Pada hari perdana buka, omzet yang diperoleh senilai Rp245.000. Sedangkan hari kedua buka, omzetnya senilai Rp208.000. Hal paling membedakan angkringan yang satu ini dengan lainnya, yakni setiap penyandang disabilitas yang jajan di angkringan tersebut akan memperoleh diskon sebesar 50 persen.

“Pemberian diskon 50 persen bagi teman-teman penyandang disabilitas masih berlaku hingga sekarang [untuk membantu penyandang disabilitas di tengah pandemi Covid-19]. Saat angkringan dibuka, setiap hari ada 4-5 penyandang disabilitas yang mampir ke angkringan kami,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya