SOLOPOS.COM - Bangunan rumah di Kampung Batik Laweyan (kampoengbatiklaweyan.org)

Solopos.com, SOLO — Kampung Batik Laweyan di Kota Solo, Jawa Tengah, merupakan kampung batik tertua di Indonesia. Perkembangan kampung batik ini tidak lepas dari peran Mbok Mase serta Mas Nganten, sebutan bagi juragan kaya di kawasan tersebut.

Dikutip dari laman Kampoengbatiklaweyan.org, Kamis (3/2/2022), masa Kejayaan industri batik di Laweyan terjadi pada 1900-1960-an. Kejayaan komoditas ini sangat erat dengan kisah Mbok Mase dan Mas Nganten yang sangat disegani berkat prestasinya dalam perdagangan batik.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Baca juga: Sejarah Solo: Laweyan, Kampung Batik Tertua di Indonesia

Dikutip dari laman ndalemgondosuli.com, Mbok Mase merupakan sosok perempuan yang luar biasa. Bukan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, mereka juga memiliki kekuasaan penuh memimpin usaha batik dan mengurus keuangan. Di tangan Mbok Mase inilah industri batik di Laweyan mendunia. Bisa dikatakan sosok Mbok Mase ini adalah bos besar penggerak ekonomi di Kampung Batik Laweyan. Bahkan ada mitos yang berkembang bahwa Mbok Mase adalah wujud pesugihan Nyi Blorng.

Meski posisinya sangat sentral dan dihormati banyak orang, Mbok Mase tetap menghormati suaminya yang dikenal dengan sebutan Mas Nganten. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa Mas Nganten konon hanya bersarung dan bermain burung. Peran Mas Nganten dalam usaha batik memang sangat minim. Namun Mbok Mase tetap menghormatinya sebagai suami.

Baca juga: Potret Solo Zaman Dulu: Pusat Bisnis Ganja di Kampung Laweyan

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Mbok Mase tetaplah seorang ibu yang bertugas mendirik anak. Mereka menyiapkan anak-anak perempuan menjadi penerus usaha yang disebut Mas Rara.

Sejak kecil, Mas Rara sudah dilibatkan dalam usaha batik. Kemudian setelah masa remaja hingga dewasa dan selanjutnya dinikahkan untuk membina rumah tangga di­harapkan dari mereka mampu mengembangkan usaha batik sendiri. Alih generasi semacam itu berlangsung hingga beberapa keturunan, dan tetap melibatkan kaum perempuan sebagai kader penerus.

Baca juga: Ndalem Priyosuhartan Disulap Jadi Museum Batik pada 2022

Peninggalan Mbok Mase dan Mas Nganten di Kampung Batik Laweyan masih bisa dilihat sampai hari ini. Yaitu rumah-rumah bak istana masa lampau yang sebagian beralih fungsi sebagai showroom batik untuk menyambut para wisatawan. Rumah-rumah kuno eksotis ini sering dijadikan sebagai latar belakang pembuatan film dan program acara media TV nasional dan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya