SOLOPOS.COM - Kondisi kendaraanparkir yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Laweyan, Solo. Rabu (24/5/2023) (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Juru parkir ilegal di Solo mengaku bisa mendapatkan hingga Rp500.000 per hari saat beroperasi.

Mereka mengaku pekerjaan jukir liar mereka lakoni karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang sedang sulit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka menyebut tidak jarang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari aparat.

Bahkan ada dari mereka yang menyerahkan sejumlah uang kepada preman setempat sebagai bentuk dana keamanan.

Jukir ilegal biasanya menyetorkan sekitar Rp75.000 sampai Rp100.000 untuk para preman tersebut.

Salah satu jukir ilegal yang ditemui Solopos.com pada Kamis (25/4/2023) adalah Karman, 44.

Ia beroperasi di sekitar Masjid Syeikh Zayed Solo sejak awal dibuka.

Ia mengaku bisa mendapatkan Rp500.000 per harinya dan saat akhir pekan bisa mendapatkan Rp750.000 hingga Rp1 juta.

“Tidak berhenti ramainya sejak masjidnya dibuka, selalu ramai. Apalagi kalau akhir pekan bisa sampai Rp1 juta tapi sekarang sudah enggak sebanyak dulu. Karena persaingannya banyak, yang buka jasa parkir di sekitar sini juga semakin ramai,” jelasnya.

Namun, meskipun pendapatannya cukup besar sebagai tukang parkir, Karman mengaku kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari aparat.

Ia juga menjelaskan, kerap dipalak oleh preman setempat.

“Sering biasanya kalau dari tentara ada yang menghardik begitu, padahal kami niatnya itu mengarahkan supaya parkirnya rapi. Kami juga sering dipalak oleh preman setempat, kalau enggak ya diancam macam-macam. Kadang minta Rp50.000 kadang ya sampai Rp100.000,” ucapnya.

Penuturan yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Maryanto, 47.

Warga yang tinggal di kawasan Masjid Raya Sheikh Zayed ini menyewakan bagian depan rumahnya sebagai parkir kendaraan bermotor sejak 2021.

Setiap sepeda motor ia mematok tarif sebesar Rp2.000.

“Karena melihatnya kok ramai, bagian depan ini coba tak sewakan jadi tempat parkir, dalam dua pekan terakhir sudah berlangsung. Pendapatannya lumayan per hari bisa dapat paling tidak Rp300.000,” ulasnya.

Kisah berbeda diungkapkan oleh Farid, 36, yang biasa beroperasi di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Ia mengaku pendapatannya sangat fluktuatif, mulai dari Rp50.000 per hari higga Rp150.000. Farid menyebut mulai beroperasi sebagai jukir ilegal sejak 10 tahun lalu.

“Saya mulai sebagai jukir sejak 2010, waktu itu baru saja dipecat dari perusahaan tempat saya bekerja, jadi mau enggak mau nyari pekerjaan lagi, sedangkan saya hanya tamatan SD. Kemudian teman mengajak saya jadi jukir di sini. Sekarang per hari bisa Rp150.000, saya sama teman saya gantian,” kisahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya