SOLOPOS.COM - Lahan porang milik Teguh Subroto di Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI -- Target utama dalam membudidayakan porang yakni bisa mengembangkan atau memperbanyak lahan penanaman. Di sisi lain panen porang harus dilakukan setiap tahun demi mencukupi biaya operasional.

Hal itu diungkapkan oleh Dewan Penasehat Petani Pegiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri yang juga petani porang asal Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Teguh Subroto, kepada Solopos.com, Kamis (25/2/2021).

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Ia mengatakan guna menjadi petani porang yang produktif, panen harus dilakukan setiap tahun. Hal itu untuk mencukupi operasional selama membudidayakan porang. Selain itu, kata dia, target utama dalam membudidayakan porang yakni mengembangkan lahan penanaman.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Karanganyar Ingin Belajar di Sekolah Segera Dilakukan, Begini Alasannya

Sebab hasil panen porang selalu bisa dikembangkan menjadi bibit porang yang lebih banyak. Jadi bibit untuk penanaman tahun depan sudah bisa dipersiapkan tahun ini. Setiap satu pohon porang rata-rata memunculkan empat umbi di daunnya (bibit katak). Saat panen, selain dapat umbinya juga mendapat bibit porang yang siap ditanam.

"Hitungannya begini, menanam satu porang, bisa menghasilkan empat buah [katak yang digunakan untuk bibit]. Empat buah itu bisa dikembangkan, karena bibit. Maka jika punya lahan 1.000 meter, tahun depan bisa menanam di lahan 4.000 meter. Jika sekarang punya lahan satu hektare, tahun depan bisa empat hektare. Maka lahan bisa disiapkan banyak," ungkap dia.

Persiapkan Lahan Lain

Teguh mengaku tengah membudidayakan porang di lahan yang mempunyai luas dua hektare. Saat ini ia sudah mempersiapkan lahan lain untuk ditanami porang. "Saya mulai bertani porang sejak tiga tahun lalu. Saat ini saya ajak pemuda setempat untuk bertani porang. InsyaAllah nanti akan banyak petani porang milenial," ujar dia.

Ia menuturkan perawatan porang di setiap daerah berbeda-beda. Karena ketinggian tanahnya berbeda. Cara perawatan porang di Kecamatan Karangtengah dengan Kecamatan Jatisrono berbeda. Ketinggian tanah di Jatisrono antara 300-350 di atas permukaan laut, sedangkan Karangtengah antara 400-900 di atas permukaan air laut.

Baca Juga: Oknum Polda Metro Jaya Berulah, 3 Orang Tewas Ditembak, Salah Satunya Anggota TNI

"Tentunya dalam memberi naungan porang berupa tegakan pohon di sekitarnya berbeda juga. Kalau terlalu banyak naungan kurang bagus, kalau terlalu panas juga kurang bagus. Perawatan yang kurang maksimal hasilnya berbeda," kata Teguh.

Dewan Penasehat P3N Wonogiri sekaligus petani porang asal Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto mengatakan saat ini di Wonogiri budidaya porang sudah tersebar di Kecamatan Karangtengah, Jatipurno, Girimarto, Slogohimo, Jatisrono, Manyaran, Eromoko dan Pracimantoro.

"Di P3N kami membuka lebar untuk para pemuda agar mau terjun dalam budidaya porang. Sehingga petani milenial yang membudidayakan porang lebih banyak," kata Supriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya