SOLOPOS.COM - Kondisi pohon randu alas raksasa di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu yang dipangkas beberapa hari terakhir, Selasa (20/12/2022). Diperkirakan, pohon tersebut sudah berusia tiga abad. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Proses pemangkasan pohon randu alas raksasa di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu rampung, Selasa (20/12/2022) petang. Proses pemangkasan berlangsung selama tiga hari.

Kepala Desa (Kades) Segaran, Budi Raharja, mengatakan proses pemangkasan pohon selesai pada Selasa petang setelah seluruh dahan dan ranting pohon itu dipangkas. Proses pemangkasan sudah berlangsung sejak Minggu (18/12/2022) dan dikerjakan oleh para tukang tebang pohon atau blandong asal Bayat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Pemangkasan selesai kemarin hampir Magrib,” kata Budi saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (21/12/2022).

Budi menjelaskan pemangkasan hanya dilakukan pada ranting pohon agar tak membahayakan permukiman. Batang pohon berukuran raksasa tetap dipertahankan.

Budi meyakini ranting dan dahan pohon itu masih bisa tumbuh lagi dan menaungi kawasan di sekitar tanah kas desa. Salah satu pertimbangan pohon yang sudah berumur sekitar tiga abad tersebut dipertahankan lantaran selama ini berfungsi sebagai penahan erosi sekaligus penangkap air hujan.

Baca Juga: Umbul Susuhan Klaten, Dulu Ternyata Jadi Lokasi Favorit Mencuci Truk

Pohon raksasa itu berada di tepi sungai yang mengalir di perkampungan Segaran. Di sisi lain, pertimbangan pohon tak ditebang habis dilatarbelakangi mitos yang berkembang di warga setempat.

“Ada mitos kalau dipangkas penunggu di sana tidak berkenan,” kata Budi.

Pemangkasan ranting dan dahan pohon randu alas raksasa tersebut dilakukan menyusul kondisi pohon yang sudah mengering beberapa bulan terakhir. Ada bagian dahan yang sempat ambruk dan jatuh nyaris menimpa rumah warga.

Meski tak sampai merusak rumah warga, kejadian sekitar lebih dari 35 hari lalu itu sempat membuat warga waswas. Setidaknya, ada sekitar tiga rumah yang berdekatan dengan pohon randu alas raksasa dan sebelumnya dinaungi ranting dan dahan pohon tersebut.

Baca Juga: Hujan Disertai Angin Kencang, Sejumlah Pohon di Klaten Tumbang

Pemangkasan pohon randu alas yang berdiri di tanah kas desa dilakukan lima orang masih satu keluarga dan berprofesi sebagai blandong. Aksi para blandong terampil memangkas pohon secara manual membuat sejumlah warga kagum.

Salah satu warga Segaran, Jono, 56, mengaku salut dengan para blandong yang berhasil memangkas dahan pohon tersebut. Sebelumnya, ada blandong yang sudah menyatakan kesanggupan untuk memangkas pohon tersebut namun kemudian memilih mundur.

Jono juga mengungkapkan kesalutannya pada keberanian anggota blandong memanjat pohon. Saat awal, anggota blandong itu memanjat pohon randu alas raksasa dengan ketinggian 60 meter hingga 70 meter menggunakan tambang atau tali besar. Saking salutnya, Jono penasaran dengan asal-usul rombongan blandong tersebut.

Salah satu anggota blandong, Saminto, 70, mengatakan ada lima orang yang memangkas pohon itu. Mereka berbagi tugas ada yang memangkas pohon di atas pohon dan ada yang menarik tali yang ditambatkan pada dahan dan ranting yang dipotong agar tak menimpa bangunan.

Baca Juga: Pohon Tumbang Melintang di Jalan Jatinom-Karanganom Klaten, Tak Ada Korban Jiwa

Niki kaliyan anak-anak [ini bersama anak-anak],” kata Saminto menjelaskan rombongan blandong yang memangkas pohon randu alas tersebut.

Saminto mengatakan pohon randu alas di segaran itu menjadi pohon terbesar yang dia pangkas sejak dia menjadi blandong puluhan tahun lalu. Kakek asal Desa Paseban, Kecamatan Bayat itu mengaku tak ada persiapan khusus sebelum memangkas pohon.

Persiapane nggih namung doa mawon kaliyan ingkang kuwaos [Persiapannya hanya berdoa saja kepada Yang Maha Kuasa],” kata dia.

Saminto mengatakan tak ada kendala dalam memangkas dahan dan ranting pohon tersebut. Ada dua gergaji mesin yang disiapkan untuk memangkas pohon.

Baca Juga: Ada Alpukat Jumbo di Lereng Merapi Klaten, Harganya Sempat Tembus Rp40.000/Kg

Proses pemangkasan diawali dengan memasang tali untuk memudahkan naik ke pohon. Setelah itu, tukang naik dengan bergelantungan melalui tali tersebut dan memanjat ranting dan dahan pohon menuju ke dahan yang akan dipangkas.

Dahan kemudian diikat menggunakan tali yang kemudian tertambat pada kayu atau pohon lain. Tali kemudian ditarik tukang blandong lain dibantu warga agar dahan yang dipangkas tak jatuh ke rumah warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya