SOLOPOS.COM - Persiapan peserta Festival Layang-Layang di Desa Duwet Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, Minggu (9/10/2022). (Istimewa/Alifah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ikon wisata di Kabupaten Boyolali kini tak hanya sebatas keindahan alam dan kuliner saja. Ada beberapa agenda tahunan di Boyolali yang dikemas secara kreatif oleh warga setempat untuk dijadikan ikon wisata unggulan. Salah satunya Festival Layang-Layang di Desa Duwet, Kecamatan Simo, yang membawa wajah baru dunia pariwisata di Kota Susu.

Ketua Panitia Festival Layang-Layang di Desa Duwet Kecamatan Simo, Didik Kuswanto, mengatakan festival layang-layang di Desa Duwet disiapkan sebagai ikon wisata tahunan yang melibatkan para pecinta layang-layang di berbagai daerah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Hari ini kedua kalinya, setelah 2021 kemarin kami berhasil menggelar Festival Layang-Layang di sini [areal persawahan Desa Duwet]. Alhamdulillah antusiasme peserta pada waktu pandemi lumayan banyak, pada waktu itu ada sekitar 200-an layang-layang yang ikut memeriahkan festival,” ucap dia kepada Solopos.com, Minggu (9/10/2022).

Di samping itu, Didik menerangkan Festival Layang-Layang bertujuan mengenalkan permainan lokal yang pernah berjaya pada masanya kepada anak-anak zaman sekarang. Sehingga nilai-nilai kearifan lokal tidak mudah dilunturkan dengan kecanggihan era digitalisasi.

Baca Juga: Tenggelam saat Mandi di Sungai, Remaja Asal Klego Boyolali Meninggal Dunia

Didik menjelaskan pemerintah desa turut memberikan dukungan dan ruang gerak bagi pemuda untuk mengoptimalkan potensi festival layang-layang sebagai ikon wisata daerah.

Lebih lanjut, ada berbagai jenis layang-layang yang dipersilakan ikut meramaikan festival, di antaranya Layangan Hias, Gapangan Lokal, Layangan Tradisional Bali, Gapangan Endolan Motif, Pegon, Naga Plastik, dan Naga Kain.

Sementara, untuk memeriahkan festival, panitia memberikan sejumlah penghargaan kepada peserta kategori favorit. Ada sembilan penghargaan meliputi favorit gapangan lokal, gapangan endolan, hias, naga plastik, naga kain, dan lain-lain.

Bersamaan dengan festival layang-layang, panitia mengadakan lomba membuat layang-layang bagi anak-anak setempat yang berusia di bawah 15 tahun. Kegiatan itu, kata Didik, agar anak-anak semakin menyukai layang-layang sebagai budaya lokal dan senantiasa melestarikannya. Sejumlah anak-anak peserta lomba tampak serius dan antusias mengikuti lomba itu.

Baca Juga: Pemenang Lomba MAPSI SD Kabupaten Boyolali Diumumkan, Berikut Ini Daftarnya

Salah satu peserta lomba, Kelik Rivaldi, 12, mengatakan sudah beberapa kali membuat layang-layang. Dalam lomba yang diadakan, Kelik bersama satu temannya membuat satu layang-layang.

“Saya buat layang-layang kristal,” ucap dia kepada Solopos.com sembari menyisik bambu yang menjadi bahan layang-layangnya.

Menurutnya, butuh waktu sekitar satu jam untuk membuat layang-layang. Disela aktivitasnya membuat layang-layang, kelik berkata kepada Solopos.com, ia cukup sering bermain layang-layang bersama teman-temannya di area persawahan Desa Duwet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya