Solopos.com, SRAGEN -- Sebagian fasilitas protokol kesehatan Covid-19 di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen menggunakan teknologi robotik yang meminimalisasi sentuhan.
Adanya fasilitas protokol kesehatan dengan teknologi robotik itu terungkap dalam pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen pada Kamis (27/8/2020).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Wakil Bupati Dedy Endriyatno, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Suwardi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto mencoba keran air otomatis di salah satu wastafel dari enam wastafel yang ada.
Kemarau, Kabupaten Karanganyar Masih Aman dari Kekeringan
Mereka cukup menggerakkan telapak tangan seperti orang melambaikan tangan ke arah sensor yang dipasang di belakang keran.
Secara otomatis air mengalir dalam durasi tertentu, yakni dalam hitungan detik.
Saat mereka hendak ambil sabun pun, tangan tinggal bergerak di bawah ujung lubang sabun maka otomatis sabun keluar dengan sendirinya.
Jadi mereka mencuci tangan tanpa menyentuh keran dan tempat sabun. Demikian pula saat para pejabat itu masuk ruang maka wajib menggunakan hand sanitizer.
Judi Sabung Ayam di Sragen Digerebek, Pemain & Penonton Kabur Tapi 28 Motor Ditinggal
Mereka pun tinggal melambaikan tangan di depan alat semprot maka alat itu secara otomatis menyemprotkan cairan hand sanitizer.
Dibuat Oleh Tim dengan Bimbingan Guru Robotik
Demikian pula saat masuk area kelas, mereka mendekatkan keningnya pada sensor suhu tubuh maka otomatis terdengar suara yang menyebut suhu tubuh masing-masing orang.
Alat-alat otomatis itu bikinan tim siswa SMP tersebut dengan bimbingan guru robotik dengan tujuan untuk menyediakan fasilitas protokol kesehatan.
Polisi Ungkap Tersangka Kasus Pembunuhan Duwet Baki Bisa Bertambah
Tim siswa itu berjumlah enam orang dengan koordinator Muafif Fadhlurrahman Dhiaulhaq, seorang siswa Kelas IX-C.
“Alat itu sengaja kami buat sebagai antisipasi persebaran Covid-19. Biasanya penggunaan alat-alat dengan cara menyentuh. Dengan penyentuhan banyak orang maka bisa berpotensi tertular,” ujar Afif saat berbincang dengan
"Kemudian muncul ide itu dengan tujuan untuk menghindari orang menyentuh alat. Maka kami memanfaatkan sensor gerak atau sensor ultrasonik yang diatur dengan jarak tertentu untuk mendeteksi gerakan tangan dan deteksi suhu tertentu," lanjut dia.
Target Retribusi Pasar di Klaten Terancam Meleset Gegara Pandemi
Afif menyampaikan dari tiga alat itu memiliki prinsip kerja yang sama tetapi fitur bervariasi.
Seperti alat cuci tangan, Afif menyebut sensor gerak beralih menjadi sensor tekan. Demikian pula ketika ada gerakan di depan keran air maka otomatis keran air terbuka.
“Biayanya tidak mahal. Paling murah Rp300.000 dan paling mahal Rp700.000/set. Uangnya dari sekolahan. Alat-alatnya dipesan secara online. Satu set alat itu butuh waktu sampai sebulan karena sulit mencari komponennya,” kata Zakky Putra Maula, teman satu tim Afif dari Kelas IX-C.