SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kenduri di suatu desa (Instagram/@rizqimahendra)

Solopos.com, KEBUMEN — Sama seperti kota-kota yang ada di Jawa Tengah lainnya, sebagian besar masyarakat Kabupaten Kebumen masih mempertahankan sebuah tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan. Tradisi tersebut adalah Kenduri atau lebih dikenal dengan sebutan selamatan atau kenduren (sebutan kenduri yang disesuaikan dengan lidah orang Jawa).

Dihimpun dari Wikipedia, Jumat (14/1/2022), dalam praktiknya, acara ini dilakukan dengan berkumpul yang umumnya dilakukan kaum laki-laki dengan tujuan meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan dari sang penyelenggara. Biasanya, kenduri dipimpin oleh sesepuh atau orang yang memiliki keahlihan di bidang tertentu.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Baca juga: Kisah Pemburu Harta Karun di Kebumen: Betaruh Nyawa Demi Air Liur

Pada umumnya, acara ini digelar setelah isya. Dalam acara ini, sang empunya hajat biasanya menyajikan nasi tumpeng dan besek (tempat makanan yang dibuat dari anyaman bambu tertutup dan bentuknya segi empat) yang nantinya diberikan kepada tamu undangan untuk dibawa pulang.

Sedangkan bagi kaum perempuan, kenduri memberikan ruang privasi bagi mereka dalam berbagi informasi, baik tentang keluarga sendiri ataupun tetangga lain tanpa diganggu oleh para pria.

Baca Juga: Misteri Gerbang Istana Ratu Kidul di Pantai Parangkusumo Jogja

Kenduri di Kabupaten Kebumen

Dilansir dari kajian literasi yang diambil dari situs repository.umy.ac.id, ada beberapa jenis kenduri yang digelar di Kabupaten Kebumen, meliputi Kenduren Wetonan, yang digelar pada hari lahir seseorang berdasarkan weton atau penanggalan Jawa.

Biasanya dalam satu keluarga, hanya ada satu weton yang dirayakan, yaitu yang paling tua atau yang dituakan. Kenduri ini dilakukan rutin setiap selapan (35 hari). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk, seperti sayur, lalapan, tempe goreng, thepleng dan serundeng dan tidak ada yam ingkung.

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

Kenduren Sabanan, kenduri ini digelar sebagai tujuan untuk menaikan para leluhur. Kenduri ini dilakukan setiap bulan Sya’ban. Kenduri jenis ini biasanya dilajukan oleh warga Kebumen yang tinggal di Kecamatan Watulawang dan sekitarnya di mana adat istiadat masih kental di beberapa desa, seperti Desa Peniron, Kajoran dan sekitarnya

Kemudian ada Keduren Likuran, dilaksanakan setiap tanggal 21 bulan puasa (Ramadan). Kenduri ini dimaksudkan untuk memperingati Nuzulul Qu’ran. Dalam keduri ini biasanya dalam lingkup RT (Rukun Tetangga), dan bertempat di rumah ketua adat atau sesepuh yang ada di setiap RT. Warga yang datang membawa makanan dari rumah masing-masing, tidak ada tumpeng tapi menu sajiannya berupa makanan rumahan, seperti sayur lodeh, bihun dan makanan rumahan lainnya.

Baca Juga: Kisah Penemuan Harta Karun Indonesia Tersembunyi di Kebumen

Kenduren Badan, dilaksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 Syawal (aboge). Kenduri ini sama seperti Kenduri Likuran, namun tujuannya berbeda, yaitu menurunkan leluhur. Kenduren Ujar, kenduri ini dilakukan oleh keluarga tertentu atau yang punya ujar/omong. Sebelum kenduri ini dilakukan biasanya diawali dengan ritual nyekar dan menu wajibnya harus ada ayam ingkung panggang. Kenduri ini banyak dilakukan pada bulan Suro

Kenduren Muludan, dilakukan pada tanggal 12, bulan mulud, sama seperti kenduri likuran. Keduren ini dilakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing-masing. Biasanya dalam kenduren ini ada ritual potong kambing yang kemudian di masak sebagai becek atau gulai.

Dengan melihat jenis kenduri yang diadakan, terlihat adanya akulturasi budaya antara budaya nenek moyang atau leluhur dengan syiar Islam. Ini juga merupakan hasil dari syiar para wali songo yang mengajarkan agama Islam melalui jalur seni dan budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya