SOLOPOS.COM - Warga berwisata menggunakan kendaraan listrik bantuan dari Tahir Foundation di Kompleks Keraton Solo, Minggu (2/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo berencana menambah rute kendaraan listrik wisata pada 2023 yakni ke Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ yang kini tengah dalam proses revitalisasi oleh Taman Safari Indonesia.

Tentu saja, pengoperasian kendaraan listrik wisata itu menunggu revitalisasi selesai akhir tahun ini. Pernyataan itu disampaikan Kepala UPT Transportasi (Dishub) Solo, Agus Purnomo, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (3/10/2022).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut Agus, rute kendaraan listrik selama ini adalah objek-objek wisata di Kota Bengawan. Namun, sejak diluncurkan awal tahun ini, kendaraan listrik itu belum melewati TSTJ di wilayah Jebres.

“Pengembangan rute mobil listrik wisata bagian dari evaluasi. Saat ini, TSTJ tengah direvitalisasi. Ya menunggu proses revitalisasi rampung baru merancang rute kendaraan listrik wisata melewati TSTJ Solo,” katanya, Senin.

Agus menyebut banyak warga yang menginginkan agar mobil listrik wisata melewati TSTJ. Mereka ingin menjajal naik mobil listrik untuk mengelilingi sudut Kota Solo.

Baca Juga: Wali Kota Gibran akan Pindahkan PKL TSTJ ke Pasar Tradisional

Karena itu, rute mobil listrik wisata diwacanakan bertambah melewati TSTJ. Terlebih, kendaraan listrik wisata memang diproyeksikan menjadi ikon moda transportasi wisata di Kota Solo.

Selama ini, mobil listrik wisata melayani tiga rute yakni pertama, dari Benteng Vastenburg – Pasar Gede – Keraton Kasunanan – Baluwarti – Batik Kauman. Kedua, Kampung Batik Laweyan – Sondakan – Pasar Oleh-oleh Jongke – Pajang.

Antusiasme Masyarakat Naik Kendaraan Listrik Wisata

Ketiga, Pura Mangkunegaran – Stadion Manahan – Pasar Balekambang – Pasar Depok. Dari tiga rute kendaraan listrik wisata itu belum ada yang melewati TSTJ Solo.

“Selama kurang lebih  sembilan bulan, rute pertama dan ketiga paling banyak pengunjung ketimbang rute kedua. Masyarakat mengincar berkeliling Kota Solo melewati Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Mau Dipindah ke Pasar Tradisional, PKL TSTJ Solo: Tolong Jangan Usir Kami

Setiap penumpang harus membayar tiket mobil listrik wisata Rp15.000. Sementara kapasitas mobil hanya tujuh penumpang. Kendaraan listrik wisata itu hanya beroperasi saat Sabtu dan Minggu. Masyarakat harus memesan tiket terlebih dahulu untuk menjajal naik kendaraan listrik wisata.

Disinggung animo masyarakat, Agus menyampaikan antusiasme masyarakat untuk berkeliling Kota Solo menggunakan mobil listrik wisata cukup tinggi. “Biasanya, masyarakat memesan tiket pada Kamis atau Jumat. Ada juga yang datang membeli tiket dan langsung berangkat,” ujar dia.

Kendala pengoperasian mobil listrik wisata saat turun hujan lebat. Mobil listrik wisata itu ada atapnya namun sisi kanan kiri dan belakang tak ada penutup. Saat turun hujan lebat disertai angin kencang dipastikan para penumpang akan kebasahan.

Baca Juga: Kini Berbayar, Begini Cara Pesan Tiket Naik Mobil Listrik Wisata Solo

Grand Design TSTJ

Selain itu, percikan air hujan berpotensi menimbulkan korsleting listrik. Seorang warga Kelurahan Mangkubumen, Endang mengaku pernah menggunakan mobil listrik wisata untuk mengelilingi objek wisata di Kota Bengawan.

Sensari berkeliling menggunakan mobil listrik berbeda dibanding kendaraan bermotor. “Lebih terasa sensasi wisata karena laju mobil listrik cukup pelan. Penumpang bisa melihat langsung kiri kanan jalan sepanjang rute perjalanan menuju objek wisata,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini TSTJ sedang direvitalisasi dengan investor Taman Safari Indonesia. Sesuai desain yang ditunjukkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kepada wartawan beberapa waktu lalu, TSTJ akan dirombak menjadi kebun binatang dengan konsep terbuka.

Baca Juga: Bukan Mobil Listrik, Ini Sebutan Dishub untuk Kendaraan Wisata di Solo

Dalam hal ini, satwa tidak seluruhnya akan ditempatkan di kandang-kandang namun dibuatkan area khusus menyerupai habitatnya. Selain itu, investor juga merombak area danau. Akan dibangun pula kafe dengan pemandangan ke arah padang rumput atau sabana dan aktivitas singa.

Awal Agustus atau sebelum groundbreaking revitalisasi TSTJ, Gibran mengatakan ada perubahan desain. “Agak berubah dari yang terakhir saya tontonkan itu. Ini lebih mewah,” katanya saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya