SOLOPOS.COM - Kementerian Kominfo. (kominfo.go.id)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mendalami dugaan data pelanggan IndiHome bocor dan masuk ke situs gelap.

“Sehubungan dengan informasi dugaan kebocoran data pribadi pelanggan Indihome, PT Telkom Indonesia [Persero], Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangan resmi, Minggu (21/9/2022).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kominfo menyatakan akan memanggil manajemen Telkom, selaku perusahaan induk, untuk dimintai keterangan soal insiden ini. Kominfo juga akan meminta Telkom memberikan informasi langkah apa yang mereka lakukan untuk menindaklanjuti laporan ini.

“Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom, dan di saat bersamaan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara [BSSN],” kata Semuel.

Perwakilan grup Telkom dan Indihome belum memberikan keterangan soal dugaan kebocoran data ini.

Baca Juga: Menakar Prospek Bisnis Jika Telkomsel Merger dengan Indihome

Sebelumnya, beredar informasi di dunia maya bahwa data histori browsing pengguna layanan Internet IndiHome bocor dan diunggah ke situs gelap. Data yang bocor berjumlah 26.730.798, berukuran 5GB. Data tersebut diperoleh pada Agustus 2022.

Data yang terekspose berupa histori berselancar di internet seperti tanggal, kata kunci, domain, platform, browser dan tautan URL. Selain itu, informasi pengguna berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel dan jenis kelamin juga bocor.

Dihubungi terpisah, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya melihat kasus kebocoran data pengguna IndiHome kemungkinan benar. Dia menduga kebocoran ini berasal dari server penyedia layanan.

Alfons menekankan bahwa data histori browsing berbahaya bagi pengguna karena orang yang memahami big data bisa menggunakannya untuk melihat dan memahami (profiling) kebiasaan pengguna.

Data-data tersebut juga berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat siber karena mereka mengamati kebiasaan pengguna kemudian merancang aktivitas phishing untuk menipu korban.

Baca Juga: IndiHome Meriahkan Perayaan HUT ke-77 RI di 2 Perumahan Solo

Sebelumnya, hal serupa juga terjadi di PT PLN (Persero) yang juga disebut mengalami kebocoran data. Tangkapan layar breached.to terkait data PLN yang bocor sempat beredar ke publik dan media sosial pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Akun bernama Loliyta itu mengunggah lebih dari 17 juta data PLN dengan field ID, ID pelanggan, nama pelanggan, alamat pelanggan, tipe energi, kWh, nomor meteran, hingga tipe meteran.

PT PLN (Persero) bergerak cepat melakukan investigasi dan penanganan data pelanggan yang terekspos di internet guna memastikan sistem data base real-time pelanggan aman serta tidak disusupi oleh pihak luar.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta BSSN untuk menemukan sumber data pelanggan yang beredar di internet sekaligus upaya untuk peningkatan pengamanan,” kata Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto di Jakarta, Sabtu (20/8/2022) seperti dilansir Antara.

Hingga Sabtu siang (20/8/2022), Gregorius mengatakan PLN telah melalukan pengecekan pusat data utama melalui sistem dari berbagai parameter. Hasilnya semua dalam kondisi aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya