SOLOPOS.COM - Petani tembakau menata daun tembakau sebelum diasapi setelah di panen di Trucuk, Klaten, Sabtu (28/8/2021). Harga daun basah tanaman tembakau asapan senilai Rp3.000 per kilogram. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Luas tanam tembakau di Klaten terus mengalami penurunan. Kondisi musim kemarau yang masih kerap turun hujan atau disebut dengan kemarau basah menjadi salah satu alasan menurunnya luas tanam tembakau.

Salah satu petani tembakau sekaligus Humas Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Klaten, Juwandi, mengatakan sebelum 2010, potensi luas tanam tembakau di Klaten per tahun mencapai 6.000 ha hingga 12.000 ha. Namun, belakangan luas tanam tembakau terus menurun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Yang terealisasi tahun-tahun ini paling sekitar 3.000 ha,” kata Juwandi saat ditemui Solopos.com, Rabu (7/9/2022).

Juwandi mengatakan salah satu faktor yang memengaruhi menurunnya minat petani tanam tembakau, yakni faktor cuaca. Hujan yang masih mengguyur saat kemarau membuat tanaman tembakau mati hingga petani harus melakukan penyulaman tanaman.

Selain faktor cuaca, menurunnya minat petani tanam tembakau lantaran faktor tingginya biaya budi daya tanaman tersebut. Tingginya biaya itu salah satunya lantaran semakin mahalnya harga pupuk.

Baca Juga: Wow! Tanam Tembakau Kualitas Ekspor, Petani di Klaten Beromzet Rp2 Miliar

Hal itu seperti modal yang dikeluarkan Juwandi saat mengelola 1 hektare (ha) lahan yang ditanami tembakau, yakni senilai Rp50 juta.

“Memang sekarang tanam tembakau itu sudah high cost, bukan lagi low cost. Tanam tembakau butuh modal yang besar,” kata dia.

Soal cara meningkatkan minat petani kembali tanam tembakau, Juwandi mengatakan kembali ke sumber daya manusia masing-masing.

Dia menjelaskan saat ini pemerintah sudah menggelontorkan bantuan melalui dana bagi hasil cukai hasil cukai tembakau (DBHCHT) ke petani di daerah penghasil tembakau salah satunya bantuan sarana dan prasarana.

Baca Juga: Kemarau Basah Hantui Petani Tembakau di Jateng, Risiko Gagal Panen 20%

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Lilik Nugraharja, belum bisa memastikan total luas tanam tembakau di Klaten saat ini. Soal penurunan luas tanam, Lilik menjelaskan lebih disebabkan lantaran faktor cuaca.

Hujan yang masih kerap mengguyur sepanjang kemarau membuat petani berpikir ulang untuk menanam tembakau. Pasalnya, tanaman tembakau rentan mati ketika diguyur hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya