SOLOPOS.COM - Ilustrasi diabetes (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Project Leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI Prof dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K) mengatakan munculnya diabetes tipe 1 pada seseorang bisa karena faktor virus, autoimun, dan lainnya termasuk vitamin D. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

“Diduga karena virus. Jadi ada beberapa keadaan virus tertentu, tetapi sulitnya kita belum bisa membuat vaksinnya sampai sekarang. Jadi ini masih dalam penelitian. Tetapi autoimunnya hampir pasti,” kata dia seperti dikutip dari Antara pada Rabu (8/2/2023).

Promosi Perkuat Kapabilitas Digital, BRI Gandeng Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

Namun, menurut Profesor Aman, ada juga beberapa kasus kondisi seluruh antibodi autoimunnya negatif. Ini menjadikan para pakar memikirkan tentang kemungkinan bahan kimia atau chemical tertentu yang juga bisa merusak pankreas.

Meski ada banyak faktor pemicu, namun korelasi vitamin D dengan diabetes tipe 1 juga jadi perhatian khusus. “Masih banyak sekali penelitian terhadap diabetes tipe 1 ini, tetapi yang jelas memang faktor virus ada, faktor autoimun ada dan faktor lain-lain. Akhirnya kami melihat juga faktor vitamin D,” tutur dia.

Studi di Finlandia di mana peneliti memberikan vitamin D pada ibu, remaja, wanita hamil dan bayi menunjukkan pemberian vitamin D dosis tertentu menurunkan kejadian diabetes.  Vitamin D diketahui bisa menurunkan risiko kejadian autoimun dan hampir semua penyakit autoimun direkomendasikan diberikan vitamin D. Menurut Profesor Aman, salah satu mekanisme mencegah autoimun sekarang ini salah satunya dengan pemberian vitamin D yang optimal.

Karena ada korelasi antara vitamin D dan diabetes tipe 1, dianjurkan supaya memperbanyak asupan vitamin tersebut. “Salah satu yang dilakukan di Finlandia itu mereka bisa menurunkan angka diabetesnya. Kita harus memberikan vitamin D. Tetapi masalahnya di sini harus bayar. IDAI mengeluarkan rekomendasi diberikan vitamin D sejak lahir antara 400 hingga 600 IU,” tutur dia.

Dia berpendapat, dengan pola hidup sekarang ini asupan vitamin D pada orang-orang hampir tidak terpenuhi. Seharusnya, sambung dia, sebanyak 60 persen luas tubuh terkena paparan sinar matahari selama 30 menit sebanyak tiga hingga empat kali sepekan.  “Dari makanan juga sulit terpenuhi karena vitamin D tidak hanya dari makanan, dia harus ada ekspos sinar matahari,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya