SOLOPOS.COM - Penjual pindang kambing legendaris, Mbok Sinem, tengah melayani pembeli di rumahnya di Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Senin (17/10/2022). Mbok Sinem telah menjual pindang kambing khas Wonogiri itu sejak 1988. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pindang kambing telah menjadi kuliner khas Wonogiri. Pindang Kambing Wonogiri dinilai banyak memiliki keistimewaan.

Pindang kambing Mbok Sinem, 78, menjadi salah satu kuliner legendaris di Wonogiri. Lokasinya berada di Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mbok Sinem mengaku salah satu orang tertua dan terlama yang menjual pindang kambing. Ia sudah berjualan pindang kambing sejak 1988 atau 34 tahun lalu.

Selama 34 tahun itu, Mbok Sinem hanya menjual pindang kambing di dalam dapur rumahnya. Ia tidak pernah membuka lapak di pasar atau di pinggir jalan.

Ia hanya berjualan mulai pukul 15.00 WIB-17.00 WIB. Bahkan ketika ramai, tidak sampai satu jam, pindang kambingnya sudah laku terjual.

Baca Juga: Seram Lur! Deretan Makam Tua Ini Bermunculan di WGM Wonogiri saat Kemarau

Dalam sehari, Mbok Sinem bisa menyediakan 5 kg jeroan kikil dan 10 kg babat. Satu porsi pindang kambing ia jual seharga Rp5.000/porsi.

Ia masih mempertahankan daun jati sebagai bungkusnya. Pun Mbok Sinem masih menggunakan kayu bakar untuk memasak pindang kambing.

Butuh waktu sekitar dua jam untuk memasak pindang kambing. Makanan berwarna cokelat bertekstur lengket seperti bubur ditambah babat dan jeroan kambing itu memiliki cita rasa yang khas, gurih dan nyamleng.

“Rasanya nyamleng, gurih, enak. Kemarin saja banyak yang ke sini, makan di sini. Aku enggak pernah ke pasar. Hla wong [jualan] di sini saja udah habis,” kata Mbok Sinem kepada Solopos.com di dapur rumahnya di Dusun Sambirejo, Desa Ngadirojo Kidul, Senin (17/10/2022).

Baca Juga: 7 Kecamatan di Wonogiri Ini Jadi Sentra Batik

Salah satu pembeli pindang kambing Mbok Sinem, Dwi, mengaku sudah sering membeli pindang kambing mbok sinem. Hampir setiap pekan, Dwi menyempatkan membeli makanan legendaris dari orang yang juga legendaris itu.

Rasanya yang khas, gurih, dan enak menjadi alasan ia sering berkunjung ke rumah Mbok Sinem.

“Rasanya itu enak. Beda dari yang lain. Masih pakai daun jati juga. Jadi rasanya khas banget. Pokoknya enak. Kikil dan babatnya juga enak, enggak bau banget. Terus harganya murah juga,” ucap perempuan asli Ngadirojo itu.

Bahan membuat pindang kambing berupa kikil kambing, tepung gaplek, dan tulang kambing yang dipotong kecil-kecil. Sedangkan bahan yang lain berupa ketumbar, laos, bawang putih, kemiri, daun salam, dan garam.

Baca Juga: Ini Dia Deretan Mi Ayam Legendaris di Wonogiri yang Layak Dicicipi

Namun Sinem menambahkan pindang kambing buatannya dengan olahan jeroan kambing. Guna menjaga cita rasa, semuanya dimasak menggunakan kayu bakar. Mbok Sinem juga enggan menggunakan kertas minyak maupun daun pisang sebagai pembungkus melainkan lebih memilih membungkus dengan daun jati.

“Sebelum matang sudah banyak yang pesan. Baik datang langsung maupun memesan melalui pesan singkat. Pelanggan saya banyak yang berasal dari luar Kecamatan Ngadirojo seperti Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Jatisrono, Kecamatan Wonogiri, dan Kecamatan Jatipuro di Karanganyar,” kata Mbok Sinem  saat diwawancari Solopos.com, tahun 2017 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya