SOLOPOS.COM - Pegiat budaya Solo, Heru Mataya. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pegiat Budaya Kota Solo, Heru Prasetyo atau yang lebih dikenal dengan Heru Mataya, mengapresiasi logo baru Solo The Spirit Of Java karya Andrea Isa dari Bandung, Jawa Barat (Jabar). Logo pemenang lomba desain ulang logo Solo The Spirit Of Java itu ia nilai anti mainstream atau out of the box.

“Dari kacamata saya pribadi, saya dengan logo yang baru ini senang ya. Artinya memang logo baru ini saya pikir berbeda, sesuatu yang beda. Menurut saya ini logo yang menarik, tidak mainstream,” ungkapnya Heru saat diwawancarai Solopos.com melalui telepon, Rabu (14/12/2022) siang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Heru yang juga Direktur Mataya Art and Heritage itu menilai logo anyar Solo The Spirit Of Java menggambarkan optimisme terhadap Kota Bengawan. Dari setiap goresan dan bagian logo baru tersebut ia menangkap sebuah senyuman, kemeriahan, keseruan, maupun rasa optimisme.

“Saya selintas merasakan sebuah senyuman, kemeriahan, keseruan, dan rasa optimisme,” imbuhnya. Heru melihat logo baru Solo The Spirit Of Java berbeda dengan logo-logo serupa di daerah lain yang terkesan lebih formal dan kaku.

Logo baru yang seru dan membawa semangat optimisme, dinilai Heru tepat digunakan saat ini. “Kota ini butuh sesuatu yang seru. Dengan adanya logo baru ini saya optimistis ada semangat baru muncul,” katanya.

Baca Juga: Logo Diubah setelah 17 Tahun, Begini Sejarah Slogan Solo The Spirit Of Java

Terlebih, Heru menambahkan saat ini Solo dipimpin Wali Kota yang masih muda dan tentu mempunyai pemikiran inovatif. Dengan jaringan Gibran yang kuat, Heru melihat Solo akan mampu untuk melompat lebih tinggi lagi.

Selaras Jiwa Muda Wali Kota

“Apalag sekarang Solo Wali Kota-nya, Mas Gibran, masih muda dengan jejaring kuat. Dengan logo ini semakin memotivasi kota untuk terus melompat,” harapnya. Walau simpel, Heru melihat logo baru Solo The Spirit of Java punya kesan dalam.

Seperti dengan adanya goresan yang membentuk gunungan, yang dalam tradisi jawa identik dengan gunungan wayang. “Saya lihat [logo baru] ada senyumnya, ada gunungan, rasa tradisinya tampak. Gunungan kan tradisi,” katanya.

Baca Juga: Dipakai sejak Era Jokowi, Logo Solo The Spirit Of Java Diubah di Era Gibran

Setelah adanya logo anyar The Spirit Of Java, Heru meyakini tidak akan berhenti di situ. Pemkot Solo akan membuat semacam langkah teknis bagaimana penggunaannya oleh jajaran birokrasi, maupun sosialisasi ke lembaga masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, logo tagline Solo The Spirit of Java yang sudah berusia kurang lebih 17 tahun akhirnya diubah atau diredesain melalui lomba yang digelar Pemkot Solo pada November lalu. Ada hampir 500 karya yang masuk ke panitia dan karya Andrea Isa dari Bandung terpilih sebagai pemenang.

Selain itu ada dua gambar logo lain yang menjadi finalis, masing-masing karya Andean Retno Widiastuti dari Solo dan Muh Rahmat Abduh dari Makassar. Logo baru ini diharapkan bisa memberikan efek penyegaran pada upaya branding Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya