SOLOPOS.COM - Pemenang Lomba Redesain Logo Solo The Spirit of Java yang digelar Pemkot Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Logo Solo The Spirit Of Java yang sudah dipakai sejak era Wali Kota Jokowi sekitar 17 tahun lalu diubah di masa kepemimpinan putranya, Gibran Rakabuming Raka. Redesain logo tersebut untuk menggugah kembali gairah masyarakat terhadap kota ini.

Kehadiran logo baru menggantikan logo yang kali pertama dibuat pada 2005 lalu itu diharapkan bisa menghidupkan kembali gairah pariwisata di Solo. Penjelasan itu disampaikan Tim Teknis Panitia Lomba Desain Ulang Logo The Spirit Of Jawa, Irfan Sutikno.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tujuan utamanya menggugah kembali kegairahan masyarakat terhadap kota ini. Setelah beberapa waktu, namanya orang itu kadang semangatnya seiring waktu bisa melemah. Ini upaya untuk bersama-sama menggelorakan kota ini,” terangnya saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (13/12/2022).

Irfan mengatakan desain ulang logo The Spirit Of Java diharapkan lebih mengomunikasikan nilai-nilai Jawa dan Solo kepada dunia luar. Sehingga publik mendapatkan gambaran tentang Solo dari logo tersebut.

Karena itu logo The Spirit Of Java harus ditindaklanjuti agar apa yang dijanjikan kepada publik dari sebuah logo bisa benar-benar ditemukan dan dirasakan ketika mereka berkunjung ke Solo.  “Ketika orang datang ke Solo betul-betul merasakan apa yang dijanjikan di logo atau tagline The Spirit Of Java,” imbuhnya.

Baca Juga: Keren, Ini Makna di Balik Karya Pemenang Lomba Redesain Logo dan Maskot Solo

Irfan menerangkan logo baru The Spirit Of Java dirancang oleh Andrea Isa dari Bandung, Jawa Barat (Jabar) menggunakan pendekatan progresif. Aspek keramahan masyarakat Solo sebagai daya tarik digambarkan dengan porsi yang simpel, muda, dan goresan sederhana.

Visualisasi Gunungan

“Dia menempatkan keramahtamahan masyarakat Solo dalam porsi yang simpel, muda, tersirat dari goresan yang nampak sederhana tapi mengandung makna luas karena keramahan itu bukan saja membuka tali silaturahmi tapi juga pintu ekonomi, kolaborasi,” urainya.

Irfan melihat logo baru The Spirit Of Java dibuat simpel dan sederhana, supaya bisa mendapatkan impresi yang cepat dari masyarakat atau audiensi. Target akhirnya, publik luar tergerak datang ke Solo, baik untuk berwisata, belanja atau investasi.

Baca Juga: Selamat! Inilah Para Pemenang Lomba Redesain Logo dan Maskot Kota Solo

“Kalau logonya berkonsep yang berat, jelimet, sulit itu. Publik belum tentu bisa menangkap apa yang dimaksudkan. Secara makna, logo baru menawarkan keramahan dan nilai-nilai budaya Solo, seperti dengan adanya goresan yang melihatnya sebagai gunungan,” paparnya.

Seperti diketahui, Pemkot Solo menggelar lomba redesain logo Solo The Spirit of Java dan Maskot Kota Solo dan pemenangnya sudah diumumkan awal Desember lalu. Karya milik Andrea Isa dari Bandung menjadi pemenang lomba tersebut dengan menyisihkan 495 peserta lain dari berbagai kota di Indonesia.

Sedangkan Andean Retno Widiastuti dari Solo dan Muh Rahmat Abduh dari Makassar menjadi finalis. Karya Isa yang mengandung visualisasi gunungan dinilai mewakili citra Solo sebagai kota budaya dan salah satu ikon budaya Jawa secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya