SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus Corona. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Status tingkat risiko Covid-19 Kabupaten Sukoharjo kembali naik dari risiko sedang atau zona oranye menjadi risiko tinggi atau zona merah. Tingginya angka kematian atau mortality rate menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan status tingkat risiko Covid-19.

Pantauan Solopos.com pada laman resmi covid19.go.id, Kamis (19/11/2020), status Sukoharjo kembali zona merah peta risiko penularan virus corona. Di Indonesia, hanya 28 daerah yang berstatus zona merah termasuk Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Peta zonasi tingkat risiko Covid-19 itu berdasarkan 15 indikator kesehatan yakni 11 indikator epidemiologi, dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua indikator pelayanan kesehatan. Penghitungan ketiga indikator tersebut menggunakan skoring dan pembobotan.

Pembunuhan Satu Keluarga Baki Sukoharjo: Tersangka Dan Barang Bukti Dilimpahkan Ke Kejaksaan

Sebelumnya, Kabupaten Sukoharjo sempat berstatus zona merah peta risiko Covid-19 pada pertengahan Oktober. Hal ini lantaran tingginya angka kematian pasien positif Covid-19 Kabupaten Jamu.

“Betul [Sukoharjo berstatus zona merah Covid-19]. Ada 15 indikator termasuk penambahan jumlah pasien positif dan angka kematian pasien positif,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, kepada Solopos.com yang menghubunginya, Kamis.

Ambang Batas WHO

Angka kematian pasien positif Covid-19 Sukoharjo melebihi ambang batas dari World Health Organization (WHO) yakni maksimal lima persen. Bahkan, angka kematian pasien positif delapan kecamatan Kabupaten Sukoharjo melebihi lima persen.

Kakek-Kakek Pengangguran Sukoharjo Curi Motor Tetangga, Setelah 7 Bulan Baru Tertangkap

Kedelapan daerah dengan angka kematian pasien Covid-19 tinggi dan membuat Sukoharjo masih zona merah itu meliputi Nguter, Bendosari, Baki, Polokarto, Sukoharjo, Grogol, Gatak dan Kartasura.

Jumlah pasien positif yang meninggal dunia per 19 November sebanyak 71 orang. “Kasus kematian pasien positif terus bertambah selama Oktober-November. Ini menjadi peringatan keras dan perhatian serius satgas untuk menekan angka kematian pasien positif,” ujarnya.

Pada sisi lain, berdasarkan data pada laman corona.sukoharjokab.go.id yang terupdate 19 November, jumlah total kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 1.424 orang. Dari jumlah itu, 265 orang menjalani isolasi mandiri, tiga orang isolasi rumah sehat, 94 orang rawat inap.

Baliho Flyover Manahan Solo Jatuh dan Terbakar Karena Angin Kencang, Begini Kronologinya

Selanjutnya, 991 orang sembuh dan selesai isolasi mandiri dan 71 orang meninggal dunia. Pasien suspek totalnya tercatat sebanyak 880 orang dengan perincian 17 orang isolasi mandiri, 73 orang rawat inap, 775 orang selesai pemantauan. Kemudian 15 orang meninggal dunia dan 392 orang hasil swabnya negatif.

Manajemen Rumah Sakit

Yunia menjelaskan berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka kematian dan membuat Sukoharjo keluar dari zona merah risiko Covid-19. Upaya itu seperti meningkatkan tata laksana manajemen penanganan pasien positif pada delapan rumah sakit rujukan Covid-19.

Kedelapan RS tersebut yakni RSUD Ir Soekarno, RS Indriati, RS dr Oen Solo Baru, RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, RS UNS, RS Nirmala Suri, RS PKU Muhammadiyah Kartasura, dan RSIS Yarsis.

Kebijakan Masih Ruwet, 400-An Calon TKI Asal Karanganyar Urung Berangkat Ke Luar Negeri

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Iskandar, mengatakan pencegahan penularan Covid-19 terhadap kelompok masyarakat yang memiliki komorbid harus menjadi prioritas utama.

Pasien positif yang meninggal dunia memiliki komorbid seperti hipertensi, jantung, dan diabetes melitus. Apabila mereka terinfeksi Covid-19 berpotensi menderita gejala berat hingga kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya