SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin rotan tengah merampungkan pembuatan kursi di sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Foto dialmbil belum lama ini. (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Rumah produksi bersama atau factory sharing bakal didirikan di sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Keberadaan rumah produksi bersama ini diharapkan bisa mengatasi beragam permasalahan pengolahan bahan baku furnitur dan kerajinan.

Pembangunan factory sharing di sentra kerajinan rotan ini dibiayai Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM). Selain di Trangsan, Kemenkop UKM juga akan membangun sedikitnya empat factor sharing di Indonesia.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sejauh ini, pasar ekspor kerajinan rotan Indonesia adalah Belanda, Jerman, serta beberapa negara di Amerika Latin. Guna akselerasi peningkatan ekspor produk UMKM, pemerintah memfasilitasi dengan membangun factory sharing.

Baca Juga: Sama-Sama Larang Penjualan Daging Anjing untuk Konsumsi, Ini Beda Sukoharjo dan Karanganyar

“Kami sudah menyiapkan lokasi pembangunan factory sharing kerajinan rotan. Seluruh anggaran pembangunan factory sharing dibiayai Kemenkop UKM,” kata pengurus klaster kerajinan rotan, Suparji, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (17/4/2021).

Suparji menyebut para pengrajin rotan menyambut baik konsep pembangunan rumah produksi bersama ini. Kendala yang hingga kini belum teratasi adalah ketersediaan bahan baku. Bahan baku rotan dipasok dari Sulawesi dan Kalimantan. Biasanya, para pengrajin membeli bahan baku rotan di terminal bahan baku rotan di Surabaya, Jawa Timur.

Bahan Baku

Apabila factory sharing beroperasi, para pengrajin rotan tak perlu lagi menunggu pasokan bahan baku dari terminal rotan di Surabaya. “Konsep factory sharing menitikberatkan pada ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan. Hal ini memudahkan dan mempercepat proses produksi kerajinan rotan,” ujar dia.

Selain itu, para pengrajin rotan bisa menggunakan berbagai peralatan modern secara bergantian di factory sharing. Sehingga, produk kerajinan rotan berdaya saing yang berimplikasi pada peningkatan order dari luar negeri. Jumlah pengrajin rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak lebih dari 150 orang.

Manfaat lain factory sharing yakni mampu menjawab persoalan kapasitas produksi yang biasanya tak mampu melayani permintaan dalam jumlah besar. “Kami segera berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo untuk memastikan zonasi tata ruang lokasi pembangunan factory sharing. Mudah-mudahan, pembangunan factory sharing terealisasi pada tahun ini,” papar Suparji.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Sukoharjo, Sutarmo, menyatakan factory sharing bakal menguntungkan para pengrajin rotan di Trangsan. Mereka bakal difasilitasi mulai dari bahan baku, teknologi produksi, standardisasi produk hingga pemasaran.

Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Larang Perdagangan Kuliner Daging Anjing, Pedagang Bingung Harus Kerja Apa

Sutarmo berharap kualitas kerajinan rotan sebagai produk unggulan makin meningkat. “Meski masih masa pandemi Covid-19, industri kerajinan rotan mulai menggeliat sejak akhir 2020. Para pengrajin rotan banyak menerima order dari luar negeri,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya