SOLOPOS.COM - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat diwawancara perihal penurunan baliho saat kunjungan Presiden Jokowi di Denpasar, Bali, Rabu (1/11/2023). (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Solopos.com, JAKARTA —  Bakal calon presiden koalisi PDIP, Ganjar Pranowo terusik dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut demokrasi seharusnya diisi dengan tarung gagasan dan bukan tarung perasaan.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Puncak Perayaan HUT ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Jokowi juga menyatakan situasi politik saat ini terkesan banyak drama.

Menurut Ganjar, selama ini bakal capres mengusung politik adu gagasan yang tidak memecah belah dan membangun solusi mengatasi permasalahan bangsa.

“Saya ngomong juga ada gagasan. Saya setuju dengan politik gagasan sehingga cara-cara yang kira-kira tidak pas ya jangan dipakai,” ujar Ganjar seusai Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Kantor CSIS, Jakarta, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Rabu (8/11/2023).

Ganjar pun tak bermasalah apabila situasi politik saat ini dianggap seperti drama Korea karena menurutnya semua orang bebas mengutarakan pendapat dan juga menyukai gagasan.

Politik gagasan, sambung Ganjar, akan membuat semua orang memiliki sikap yang sama dan tempat yang adil. Untuk itu, gagasan harus disampaikan dengan jujur.

Sebelumnya, dalam pidatonya pada acara Hari Ulang Tahun ke-59 Partai Golkar, Senin (6/11/2023), Presiden Jokowi mengatakan politik di Indonesia belakangan terlalu banyak diisi drama bak sinetron televisi.

Padahal, Jokowi ingin Pemilu 2024 diisi dengan adu gagasan untuk kemajuan bangsa.

“Saya lihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakor (drama Korea)-nya. Terlalu banyak sinetronnya. Mestinya kan pertarungan gagasan, pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan,” kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi tidak mau meneruskan pandangannya terkait kondisi politik saat ini karena dikhawatirkan takut pernyataannya disalahartikan.

Lontaran pernyataan Jokowi terkesan menyindir petinggi PIDP.

Sebelumnya, beberapa elite PDIP memang bersuara keras terkait dengan terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyatakan saat ini ada kawan lama yang menjadi lawan baru.
Karenanya ia mengingatkan kader PDIP untuk fokus memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

“Yakin enggak kita bikin Indonesia maju? Yakin enggak memenangkan Ganjar-Mahfud. Dalam politik ada kawan lama yang menjadi lawan baru. Tidak ada sandiwara, terima kenyataan,” ujar Puan saat Deklarasi Tim Pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md Jawa Tengah di GOR Jatidiri, Kota Semarang, Sabtu (4/11/2023).

Selain Puan, petinggi PDIP yang bersuara keras terhadap Jokowi antara lain Adian Napitupulu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Deddy Sitorus, dan lain-lain.

Mereka menyebut keluarga Jokowi tak tahu balas budi karena meninggalkan PDIP yang telah membesarkan nama mereka.

Seperti diketahui, Jokowi tujuh kali diusung oleh PDIP dalam pemilihan mulai Pilkada Solo, Pilgub DKI Jakarta hingga dua kali Pilpres.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka juga menjadi Wali Kota Solo karena diusung PDIP.

Selain itu, menantu Jokowi yakni Bobby Nasution terpilih sebagai Wali Kota Medan dengan PDIP sebagai sponsor utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya