JOGJA—Di tengah kritik pesepeda Jogja atas terbengkalainya fasilitas sepeda, Gubernur DIY bersama Menteri Pemuda dan Olahraga dan Rektor UGM berkomitmen mewujudkan Jogja sebagai Republik Sepeda di Pagelaran Kraton Jogja, Sabtu (16/2/2013).
Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh
Pemerintah Kota Jogja diminta terus melakukan pemeliharaan ruang tunggu sepeda dan jalur sepeda. Gubernur DIY, Sri Sultan menyadari problem kepadatan lalu lintas di kota Jogja. Gerakan Jogja Republik Sepeda itu setidaknya dapat mendorong masyarakat untuk tetap bisa menggunakan sepeda untuk kegiatan sekolah dan bekerja, seperti program yang diluncurkan Pemerintah Kota Jogja Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe (Sego Segawe).
Hanya saja penerapan Sego Segawe di lingkungan pegawai pemerintahan memang menjadi masalah tersendiri ketika rumah pegawai jauh dari kantor. Sultan sendiri juga masih berpikir panjang jika Sego Segawe kemudian juga diwajibkan dalam lingkungan kerja Pemerintah DIY di Komplek Kepatihan.
Kendati begitu, menurutnya bukanlah menjadi alasan Pemkot Jogja untuk tidak merawat fasilitas yang sudah digagas sebelumnya. Seperti diketahui beberapa waktu lalu lantaran banyak ruang tunggu sepeda dan jalur yang catnya sudah mengelupas atau
tertimpa aspal, membuat geram pesepeda Jogja.
Sebagai kritik, mereka kemudian mengecat ruang tunggu itu dengan cat tembok dengan dana
swadaya. Setidaknya ada 13 titik ruang tunggu sepeda yang rusak dan kini telah dicat oleh pesepeda Jogja.
“Itu tetap menjadi kewenangan pemerintah kota, namun perlu disadari lebar jalan di kota sudah sangat sempit juga untuk menampung semua kendaraan,” urainya.