SOLOPOS.COM - Seorang pelajar membawa sepeda menyeberangi Sungai Bengawan Solo menggunakan jasa perahu penyeberangan, Selasa (6/9/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Jauhnya jarak dan panjangnya waktu tempuh jalur alternatif Solo-Mojolaban melewati Jl Ciu, Bekonang, Sukoharjo, ketika Jembatan Mojo, Solo, ditutup membuat masyarakat harus berpikir dan menimbang jalur alternatif lain.

Apalagi saat ini dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik tentu jalur alternatif menjadi pilihan yang kurang populer mengingat pasti akan membuat pengeluaran untuk BBM membengkak. Peluang itu dimanfaatkan Karyo, warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, untuk memasang jembatan sesek.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jembatan akan dipasang dari Beton sampai Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, di seberang Sungai Bengawan Solo. Panjang jembatan sesek dari anyaman bambu itu diperkirakan mencapai 50 meter.

Karyo mengatakan jembatan sesek disiapkan saat Jembatan Mojo Solo mulai ditutup pada awal Oktober. Kerangka jembatan sesek dikaitkan dengan tali di pinggir sungai.

“Pekan depan, jembatan sesek bakal dipasang lagi. Kan penutupan jembatan masih awal Oktober, satu bulan lagi. Kerangka jembatan sudah ada, tinggal pasang,” kata pengelola jembatan sesek tersebut saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga: 2 Jembatan Ditutup Bersamaan, Dishub Solo Sarankan Warga Beralih Naik Bus BST

Saat ini, Karyo mengatakan karena belum terlalu banyak orang yang melintas, penyeberangan Sungai Bengawan Solo dilayani menggunakan perahu yang ditarik tali oleh petugas. “Sekarang jumlah orang yang menyeberang pakai perahu tak pasti. Paling rata-rata 50 orang per hari,” ujarnya.

Tarif penyeberangan dengan perahu maupun dengan  jembatan sesek nanti dari Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Solo, menuju Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, hanya Rp3.000 per orang.

Biaya Pembuatan Jembatan

Di bawah jembatan sesek yang akan jadi alternatif penyeberangan selama Jembatan Mojo, Solo, ditutup itu dipasangi drum bekas agar lebih kuat dan kokoh saat dilewati kendaraan bermotor. Para pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati saat melewati jembatan sesek.

Baca Juga: Jalur Alternatif Hindari Jembatan Mojo, Solo-Bekonang via Jl Ciu Butuh 40 Menit

Laju sepeda motor maksimal 30 km/jam. Apabila tak bisa mengendalikan laju sepeda motor bisa terpeleset dan jatuh ke sungai. Karyo mengatakan biaya pembuatan jembatan sesek antara Rp8 juta-Rp9 juta.

Dia memperkirakan jumlah pengguna jalan yang melewati jembatan sesek meningkat selama Jembatan Mojo Solo ditutup selama dua bulan. Masyarakat cenderung memilih melewati jembatan sesek ketimbang memutar arah melewati Jl Ciu dan Jembatan Bacem.

Mereka ingin menghemat biaya operasional dan waktu saat beraktivitas sehari-hari. Guna mengantisipasi membeludaknya pengguna jalan yang melewati jembatan sesek, ada beberapa orang yang ditugaskan menjaga di sisi barat maupun timur sungai.

Baca Juga: Jembatan Mojo Solo Dipastikan Ditutup Total, tapi Jadwalnya Mundur

“Dahulu, ada penjaga di Kampung Beton maupun Desa Gadingan. Sisi barat dan timur dijaga. Mereka yang mengatur pengguna jalan yang hendak melewati jembatan sesek,” ujarnya.

Seorang pemancing asal Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Maman, mengatakan jembatan sesek pernah hanyut terseret derasnya air sungai pada 2017. Kala itu, turun hujan lebat dengan insentitas tinggi yang mengguyur wilayah Solo dan sekitarnya. Saking derasnya arus sungai menerjang jembatan sesek.

Beruntung, tidak ada pengguna jalan yang tengah melewati jembatan sesek. “Faktor keselamatan pengguna jalan harus diutamakan. Pengendara sepeda motor yang melewati jembatan pasti bertambah signifikan selama dua bulan penutupan Jembatan Mojo,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya