SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebo atau kerbau bule Keraton Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Delapan ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Satu dari delapan kerbau itu mati pada Kamis (21/7/2022) pagi.

Informasi tersebut diungkapkan adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng, saat dihubungi Solopos.com, Kamis malam.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Gusti Moeng mengungkapkan satu kerbau bule yang mati itu berjenis kelamin betina bernama Nyi Apon. Usianya 20 tahun. “Konangannya [ketahuannya] tadi pagi pukul 07.00 WIB, yang paling tua namanya Nyi Apon. Dulu lahirnya Ahad Pon, saya sendiri yang kasih nama itu,” jelas Gusti Moeng.

Lebih lanjut, Gusti Moeng menambahkan saat diperiksa, kondisi mulut Nyi Apon berlendir dan ada luka. Mengetahui hal itu, GKR Timoer yang bertanggung jawab atas kebo bule Keraton Solo dan petugas yang mengurus langsung menghubungi Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Solo.

Setelah diperiksa petugas kesehatan hewan, ternyata ada tujuh kerbau lainnya yang juga terjangkit PMK, sehingga totalnya ada delapan kerbau yang kena. “Yang mati tadi sore sudah dikuburkan, sedangkan tujuh yang kena ini sudah ditangani dengan tiga suntikan, vitamin, obat, dan antibiotik,” ujar Gusti Moeng.

Baca Juga: Jelang 1 Sura, Kandang Kerbau Bule Keraton Solo Disemprot Disinfektan

Tidak Boleh Dikunjungi

Ia berharap kerbau-kerbau itu bisa membaik karena ia mengaku sangat meyayangi mereka. Ia juga berpesan agar kerbau-kerbau yang sakit itu ditangani dengan baik dan terus dipantau perkembangannya.

Gusti Moeng menjelaskan total ada 22 ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet yang dimiliki Keraton Solo saat ini. Tujuh ekor kerbau yang terkena PMK saat ini kondisinya lemas. Untuk sementara mereka tidak boleh dikunjungi apalagi sampai diberi makanan oleh pengunjung.

Kerbau-kerbau itu juga tidak boleh berkubang dulu di lumpur. “Ya namanya PMK ini kan sebenarnya tidak menular ke manusia tapi justru manusia yang bisa membawa virusnya dan menulari ke hewan. Makanya sementara ini pengunjung tidak boleh memberi makan kerbau bule,” jelas Gusti Moeng.

Baca Juga: Sejarah Kerbau Bule Milik Keraton Solo, Ternyata Hewan Kesayangan PB II

Menurutnya, tujuh kerbau yang terkena PMK, lima di antaranya di kandang sisi barat, sedangkan  dua lainnya di Sitinggil. Kandang sisi barat berisi kerbau-kerbau yang sudah berumur. Kerbau-kerbau lain yang berusia muda dan dikandangkan di sisi timur mendekat ke tempat selatan Alkid tidak ada yang tertular.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya