SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (Solopos)

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah siap memberikan ganti rugi terhadap sawah petani di wilayah pertanian Jateng yang mengalami puso atau gagal panen. Bahkan, Jateng tahun ini telah menyiapkan anggaran untuk mengganti kerugian petani yang sawahnya terkena puso mencapai 45.000 hektare.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pupuk dan Pembiayaan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Astri Tri Yuniati, kepada Semarangpos.com, Jumat (4/10/2019). Yuniati mengaku selama ini Jateng sudah memiliki program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTD).

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Program ini akan memberikan ganti rugi kepada petani yang menggalami gagal panen, baik disebabkan kemarau, hama, maupun bencana lainnya. “Program AUTD itu kan pembiayaannya ada dua, yakni dari APBD maupun APBN. Untuk APBD, kita menargetkan ganti rugi sawah petani mencapai 45.000 ha. Kalau APBN mencapai 173.000 ha. Setiap hektare sawah yang gagal panen diberikan ganti rugi Rp6 juta,” jelas perempuan yang akrab disapa Yuni itu.

Kendati demikian, untuk mendapat ganti rugi itu petani itu harus menjadi peserta AUTD. Selain itu, petani yang bisa mendapatkan ganti rugi harus memiliki luas lahan tak lebih dari 0,5 ha.

“Kalau yang klaimnya didanai APBD petani harus memiliki lahan tak lebih dari 0,5 ha. Sedang yang dibayar APBN, sawah tak lebih dari 2 ha. Nanti untuk klaimnya akan dibayarkan Jasindo. Sedangkan untuk premi dibayar Pemprov Jateng. Jadi petani tidak akan dibebani biaya macam-macam,” jelas Yuni.

Meski demikian, Yuni mengaku belum banyak insan pertanian Jateng yang menjadi peserta AUTD. Padahal, data diterima Semarangpos.com, tak kurang dari 17.902 ha sawah petani di Jateng yang mengalami puso alias gagal panen akibat musim kemarau saat ini.

Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortukultural dan Perkebunan Distanbun Jateng, Herawati, bahkan mengatakan dari 3,5 juta petani yang ada di Jateng belum ada 15%-nya yang menjadi peserta AUTD.

“Kalau saran kami, sebaiknya saat musim kemarau tidak usah menanam padi. Tanam saja seperti palawija, jagung, atau lainnya. Kalau enggak manfaatkan saja asuransi supaya bisa diganti pemerintah,” ujar Herawati selaku pejabat pertanian di Jateng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya