SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak batuk. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Batuk yang sejauh ini diyakini masyarakat merupakan suatu penyakit, ternyata tidak selalu identik dengan penyakit, melainkan suatu respons alami tubuh.

Batu pada anak merupakan salah satu keluhan yang paling sering membuat orang tua membawa anaknya berobat ke dokter. Banyak penyebab seorang anak mengalami batuk namun salah satu penyebab tersering adalah infeksi virus pada saluran napas, contohnya selesma/flu.

Promosi BRI Taipei Berikan Layanan Penyetoran PNBP Langsung ke Kas Negara

“Kita sebagai orang tua harus memahami bahwa batuk tidak selalu identik dengan penyakit yang harus diobati namun juga mengetahui bahwa batuk salah satu bentuk sistem pertahanan saluran napas,” salah satu dokter spesialis anak di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, dr. David Anggara Putra, Sp.A dalam rilis yang diterima Solopos, belum lama ini.

Saluran napas, lanjut dia, sebagaimana seperti organ lainnya memerlukan perlindungan dari agen yang dapat mengiritasi. Produksi lendir/mukus serta refleks batuk adalah usaha tubuh untuk melindungi saluran napas.

Lendir dalam permukaan saluran napas berfungsi sebagai perangkap apabila ada benda asing yang masuk saluran napas akan menempel pada lendir tersebut. Selanjutnya jika jumlah lendir sudah menumpuk akan merangsang saklar/reseptor batuk dan menyebabkan terjadinya batuk.

“Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa batuk adalah dorongan udara yang keluar dari saluran napas dan berasal dari rongga dada serta menimbulkan bunyi yang khas,” ujarnya.

Dijelaskan, iritasi (baik itu lendir, benda asing, virus atapun bakteri) merangsang saraf/reseptor/saklar batuk yang mengirim pesan ke otak kemudian otak memberi tahu otot-otot di dada dan perut untuk mendorong udara keluar dari paru-paru untuk mencegah iritasi berlanjut masuk ke paru-paru.

Penyebab Batuk

Batuk sering disebabkan karena berbagai hal. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan munculnya batuk antara lain:

  • Infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus ataupun bakteri, seperti: common cold/selesma, bronchitis, croup, bronkiolitis, pertussis, pneumonia
  • Alergi, seperti rinitis alergi
  • Asma
  • Polutan, seperti asap sisa pembakaran, rokok atau kendaraan.
  • Gastro-oesophageal Reflux Disease (GERD).
  • Obat-obatan.

Bagaimana orang tua harus bersikap jika anak Batuk?

Pada hakekatnya batuk adalah usaha tubuh dalam membersihkan jalan napas. Apabila menemukan anak batuk namun masih dalam kondisi baik, ditandai dengan anak masih aktif, makan dan minum baik serta tidak ada demam, orang tua tidak perlu panik. Dikutip dari The Royal Children’s Hospital Malbourne beberapa hal berikut dapat diberikan untuk meringankan gejala batuk, antara lain:

  • Berikanlah cairan/minum yang adekuat kepada anak.
  • Istirahat yang cukup serta nutrisi yang adekuat dapat meringankan gejala batuk.
  • Asap rokok akan membuat batuk memberat sehingga penting untuk menghindarkan anak dari paparan asap.
  • Buatlah ruang istirahat anak senyaman mungkin dengan ventilasi udara yang baik.
  • Beberapa bukti menunjukkan pemberian madu dapat mengurangi durasi dan keparahan batuk. Berikan 1-2 sendok teh madu sebelum tidur pada anak usia lebih dari 12 bulan. Jangan berikan madu pada anak kurang dari 12 bulan karena dapat menyebabkan kondisi kelemahan otot karena “botulisme”.

Kapan orang tua harus membawa anak ke dokter?

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, dr. David Anggara Putra, Sp.A. (Istimewa)
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, dr. David Anggara Putra, Sp.A. (Istimewa)

Mengutip dari The Royal Children’s Hospital Malbourne dan Nemours Kidhealth jika orang tua menemukan beberapa kondisi di bawah ini sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan, antara lain:

  • Kondisi anak tidak seperti biasa ditandai dengan anak tidak terlalu aktif, rewel atau sering tidur, malas makan atau minum.
  • Anak demam tinggi.
  • Anak tampak kesulitan bernapas, napas lebih cepat dari biasanya atau sesak napas.
  • Anak mengeluh nyeri dada, baik saat batuk maupun tidak batuk.
  • Batuk disertai darah.
  • Kebiruan di bibir, wajah atau lidah.
  • Terlihat tanda dehidrasi seperti lemas, bibir kering, mata cowong, menangis tanpa terlihat air mata atau kencing dengan jumlah sedikit.

Cara mencegah batuk pada anak

Batuk memang merupakan respons alami tubuh namun beberapa kondisi atau infeksi dapat menyebabkan batuk. Selain itu banyak infeksi pernapasan yang juga ditularkan melalui batuk. Orang tua dapat melakukan beberapa hal kepada anak agar terhindar dari infeksi pernapasan atau penularan melalui batuk.

  • Selalu lakukan etika batuk dan ajari anak untuk juga melakukan etika batuk.

-Tutup mulut dan hidung dengan lengan/baju kalau memungkinkan dengan tisu

-Buang tisu ke tempat sampah, jangan sembarang tempat.

-Jika menutup batuk dengan tangan, cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer.

  • Biasakan anak untuk melakukan cuci tangan yang benar secara rutin.
  • Hindari paparan polusi baik asap rokok, kendaraan maupun sisa pembakaran.
  • Selalu berikan nutrisi yang adekuat, cairan dan istirahat yang cukup.
  • Lengkapi imunisasi buah hati sesuai dengan jadwal yang berlaku.

Pada akhirnya kita sebagai orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Keluhan sekecil apapun yang terjadi pada buah hati akan membuat seluruh orang tua khawatir, tidak terkecuali keluhan batuk.

“Kenali batuk pada buah hati, bagaimana langkah awal yang bisa dilakukan di rumah, kapan harus segera dibawa ke dokter serta lakukan berbagai upaya pencegahan untuk menghindarkan buah hati dari penyakit yang dapat ditularkan melalui batuk. Semoga anak-anak Indonesia selalu sehat dan optimal dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya,” ujar David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya