SOLOPOS.COM - Foto harta karun yang dipajang di Rumah Situs Wonoboyo, Klaten. (Detik.com)

Solopos.com, KLATEN — Meski sudah 32 tahun silam, penemuan tak sengaja emas kuno di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan masih menyisakan banyak cerita menarik. Pemerintah desa setempat pun pernah berniat membikin replika temuan Wonobooyo.

Kepala Desa (Kades) Wonoboyo, Supardiyono, mengatakan penemuan harta karun emas kuno di Wonoboyo berlangsung Oktober 1990. Saat itu, ada enam warga yang menggali salah satu lahan pertanian di Wonoboyo untuk kepentingan tanah uruk.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Secara tak sengaja, para penggali tanah itu menemukan guci. Setelah terus dilakukan penggalian, mereka menemukan berbagai artefak kuno lainnya.

Artefak-artefak itu kemudian dibawa ke kantor desa. Penemuan itu bikin heboh. Warga dari berbagai penjuru berdatangan ke Wonoboyo.

Mereka penasaran dengan temuan harta karun emas kuno tersebut. Temuan-temuan itu kini tersimpan di Museum Nasional.

Baca Juga: Lokasi Temuan Harta Karun Emas di Wonoboyo Klaten Ternyata bakal Diterjang Tol

Pemilik sawah dan para penggali tanah yang menemukan harta karun emas kuno itu diundang Presiden Soeharto. Mereka mendapatkan tali asih.

“Yang dapat itu urunan [dari sebagian uang yang diterima] untuk membeli gamelan,” kata Supardiyono saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/11/2022).

Sementara itu, di sekitar kawasan temuan Wonoboyo pernah dilakukan ekskavasi dari instansi terkait. Tak Hanya itu, banyak warga yang berdatangan dengan tujuan ikut-ikutan berburu harta karun.

Hingga kini, orang-orang yang berdatangan berburu harta karun masih ada.

“Masih ada yang nenepi di sana. Biasanya itu kalau malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Kliwon. Tetapi jumlahnya tidak banyak, hanya satu atau dua orang. Mereka datang sambil membawa dupa itu. Mereka tidak menggali. Mungkin mencari secara gaib,” jelas dia.

Baca Juga: Daftar Temuan Spektakuler Harta Karun Emas di Wonoboyo Klaten 32 Tahun Lalu

Guna mengenang temuan artefak emas kuno di Wonoboyo, pemerintah desa (pemdes) setempat membangun rumah situs yang sekaligus menjadi pengembangan waterpark. Awalnya, ada rencana membikin replika artefak emas yang ditemukan di Wonoboyo. Namun, rencana itu tak berjalan mulus.

“Kami terkendala dari sisi perizinan dan biaya yang sangat mahal. Soal perizinan itu harus izin ke direktorat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk membikin replika itu tidak bisa sembarangan. Harus identik dan benda [temuan aslinya] tidak boleh keluar dari museum karena benda yang dilindungi. Jadi ,bisa dibayangkan tingginya biaya yang dibutuhkan membuat replika,” kata Supardiyono.

Meski belum bisa menghadirkan replika temuan Wonoboyo, pengembangan rumah situs tetap berjalan. Foto-foto temuan Wonoboyo dipajang di rumah situs sekaligus ditambahi keterangan jenis benda temuan serta lokasi penemuannya. Foto-foto itu diperoleh pemerintah desa dari Museum Nasional dan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito.

Rumah situs berlokasi tak jauh dari lokasi penemuan artefak emas di Wonoboyo. Lahan yang dulunya ditemukan artefak masih digunakan untuk bercocok tanam. Luas lahan sekitar 2.300 meter persegi.

Terkait pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Supardiyono menjelaskan lokasi yang dulu ditemukan artefak emas tak terkena proyek pembangunan jalan tol. Namun, ada lahan yang masuk situs Wonoboyo ikut diterjang.

Baca Juga: Kisah Penemuan Harta Karun Emas Kuno Wonoboyo di Dekat Tol Solo-Jogja

Alhasil, konstruksi jalan tol yang bakal melintas di situs Wonoboyo bakal dibuat jalan layang. Lahan di situs itu tak bakal diutak-atik.

“Sekitar 900 meter persegi yang kena. Kalau tidak salah, dapat ganti rugi sekitar Rp1 miliar,” ungkap dia.

Berdasarkan artikel berujudul Kumpulan Artefak Emas Dari Situs Wonoboyo yang ditulis Timbul Haryono, temuan artefak-artefak emas di situs Wonoboyo memiliki bobot sekitar 30 kg. Bukan hanya soal banyaknya barang yang ditemukan, dari temuan-temuan itu terungkap informasi beberapa aspek budaya masyarakat Jawa Kuno, yakni aspek teknologi dan aspek sosiologi dalam pengertian khusus.

Berdasarkan fungsi, artefak temuan Wonoboyo dibagi dalam tiga klasifikasi yakni benda wadah, perhiasan, dan mata uang. Temuan wadah berbagai ukuran dari tipe cepuk, mangkok, piring, pinggan, basi, gayung, tas, sendok.

Temuan benda-benda perhiasan, yakni cincin stempel, cincin permata, gelang, kalung, anting, medalion, tutup sanggul, ikat pinggang, hiasan kemuncak payung, hiasan cucuk kendi.

Baca Juga: 32 Tahun Berlalu, Begini Nasib Penemu Harta Karun Emas di Wonoboyo Klaten



Temuan mata uang terdiri dari mata uang emas maupun mata uang perak. Barang-barang emas Wonoboyo berasal dari sekitar IX dan awal abad X.

Humas Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan temuan Wonoboyo diperkirakan berasal dari Abad IX.

“Dari paleografi serta reliefnya, itu semasa dengan Candi Prambanan [yang dibangun pada abad ke-9]. Relief yang ada pada artefak temuan Wonoboyo itu identik dengan relief yang ada di Candi Prambanan,” kata Hari.

Hari menilai salah satu temuan Wonoboyo yang masterpiece, yakni bokor dan baskom emas dengan relief adegan Ramayana.

“Detail reliefnya itu dibuat dengan teknik tinggi,” ungkap dia.

Baca Juga: Situs Wonoboyo Klaten Bikin Jalan Tol Solo-Jogja Melayang Sepanjang 80 Meter

Disinggung pembangunan jalan tol Solo-Jogja yang melintasi situs Wonoboyo, Hari mengatakan kawasan itu tetap harus dilindungi. Dia menyarankan pemerintah desa atau instansi terkait dilibatkan mengawasi selama proses pembangunan.

“Alangkah baiknya desa atau dinas terkait dan jalan tol bersurat ke BPCB untuk menerjunkan alat GPR [ground penetrating radar] guna memastikan di dalam tanah tersebut ada ODCB [objek diduga cagar budaya] atau tidak,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya