SOLOPOS.COM - Duta GenRe Putra Sragen 2022, Muhammad Gani Restu Prananda Putra (tengah berkacamata), melakukan sosialisasi kepada siswa SMAN 1 Gemolong. (istimewa/Dokumentasi Muhammad Gani Restu Prananda Putra).

Solopos.com, SRAGEN — Angka pernikahan dini di Kabupaten Sragen dalam kurun waktu 2019-2021 mengalami kenaikan yang signifikan. Salah satu upaya pencegahan pernikahan dini dilakukan oleh Duta Generasi Berencana (GenRe) melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) khususnya di media sosial.

Duta GenRe adalah program dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen. Duta Genre mempunyai tugas utama mengajak remaja menjauhi tiga permasalahan, yaitu perkawinan usia anak, seks bebas, dan penyalahgunaan napza.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Duta GenRe Putra Sragen 2022, Muhammad Gani Restu Prananda, 18, menyayangkan pernikahan dini masih sering terjadi di Sragen. Ia mengatakan menurut BKKBN, usia minimal untuk melangsungkan pernikahan adalah untuk perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

“Dalam GenRe mengenal pendewasaan usia perkawinan, yaitu suatu program untuk melakukan sosialisasi kepada teman sebaya, misalnya di sela-sela jam istirahat sekolah. Tujuannya untuk memahami batas minimal usia menikah serta dampak pernikahan dini,” terang Gani pada Solopos.com, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga: Angka Pernikahan Anak di Sragen Terus Meningkat

Menurutnya, berumah tangga harus memiliki kecakapan emosional, fisik, dan finansial. Jika perempuan belum cukup umur dan hamil, maka juga berpotensi melahirkan anak dengan stunting.

Siswa SMAN 1 Gemolong tersebut mengatakan sosialiasi program PUP banyak memanfaatkan media sosial, karena kemajuan teknologi akses ke media sosial menjadi mudah dan luas.

“Konten edukasi untuk pencegahan pernikahan dini dilakukan melalui Instagram dan Tiktok, karena mayoritas remaja menggunakan itu. Dinilai efektif atau tidak, bisa dilihat melalui jumlah views dalam video yang diunggah, jumlah penonton rata-rata di atas 3.000 viewers,” tambah Gani.

Kemudian Duta GenRe Putri Sragen 2022, Haslinda Raistika Nurfatin, menguraikan ada dua langkah agar terhindar dari pernikahan dini. Pertama, mempunyai lingkungan yang positif yang mampu mendukung, menjadi seorang remaja yang berkembang, baik dari pengetahuan dan perilaku.

Baca Juga: Waduh, Angka Perceraian di Sragen Tertinggi di Soloraya

“Langkah kedua yaitu dengan menempuh pendidikan setinggi tingginya dengan upaya itu fokus menjadi karier dan pendidikan. Bukan melulu tentang pernikahan,” terang Haslinda.

Meningkatnya angka pernikahan dini di Sragen ini bisa dilihat dari terus bertambahnya jumlah permohonan dispensasi pernikahan yang diterima Pengadilan Agama (PA) Sragen. Pada 2019, permohonan dispensasi perkawinan ini tercatat 151 pemohon.

Angkanya meroket pada 2020 dengan 349 permohonan. Pada 2021, kembali bertambah menjadi 363 permohonan dispensasi perkawinan. Data tersebut diperoleh dari Panitera PA Kelas IA Sragen, H.A. Heryanta Budi Utama, pada Senin (12/9/2022) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya