SOLOPOS.COM - Pengunjung Pasar Mbatok menyantap makanan di pasar tersebut, Minggu (23/8/2020). Pasar Mbatok buka setiap dua pekan sekali pada Sabtu dan Minggu. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pasar Mbatok di Dusun Badan, RT 004/RW 005, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, buka kembali setelah tutup selama tiga bulan.

Pasar yang unik karena pembayaran menggunakan ketip atau kayu berbentuk bulat tersebut sempat tutup gara-gara pandemi Covid-19. Pasar unik ini buka dengan menerapkan protokol kesehatan penularan Covid-19.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari pedagang di Pasar Mbatok, mereka kali terakhir buka akhir Maret. Setelah itu mereka tutup karena pandemi Covid-19.

Okupansi Hotel Berbintang di Soloraya Membaik, Protokol Kesehatan Diperketat

Seiring kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menerapkan era kenormalan baru dan mengizinkan objek wisata buka kembali pada 16 Juli 2020, pasar tersebut pun buka.

Pantauan Solopos.com, Pasar Mbatok tidak banyak berubah dari sebelum pandemi. Mereka hanya menambahkan penerapan protokol kesehatan sebelum pengunjung memasuki lokasi.

Pengelola Pasar Mbatok memasang peringatan agar seluruh pengunjung wajib mengenakan masker. Apabila ada pengunjung tidak mengenakan masker, pengelola pasar tradisional itu sudah mempersiapkan masker di tempat penukaran uang.

Papan Bicara Ajak Warga Boyolali Patuhi Protokol Kesehatan Covid-19

Cuci Tangan dan Cek Suhu Tubuh

Saat melewati gapura pasar tersebut, Solopos.com diarahkan mencuci tangan di tempat yang disediakan. Setelah itu, petugas di dekat tempat penukaran uang akan mengukur suhu tubuh menggunakan thermometer gun.

Rampung dengan protokol kesehatan, pengunjung dapat menukarkan uang dengan ketip. Alat transaksi di Pasar Mbatok menggunakan kayu yang dibentuk bulat dengan lubang kecil di tengah atau disebut ketip. Nilai satu ketip Rp2.000. Setiap warung akan memasang papan menu dan harga menggunakan ketip.

Pada Minggu (23/8/2020), tidak banyak pengunjung datang ke pasar yang dikelola karang taruna bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Selain itu, belum semua pedagang di Pasar Mbatok buka.

Jajal Destinasi Wisata Viral Mata Langit, Ganjar: Berat Tapi Luar Biasa

Dari 25 pedagang, baru 17 pedagang yang menggelar dagangan di Pasar Mbatok. Koordinator Pedagang Pasar Mbatok, Marwati, menuturkan pengunjung merosot hingga 40% dari sebelum pandemi. Kondisi diperparah karena informasi kurang tepat yang beredar di media sosial perihal Covid-19 di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso.

“Ini pasaran keempat kami buka. Ya kondisinya begini, tidak seperti sebelum pandemi. Dulu rata-rata satu hari omzet seluruh pedagang Rp7 juta sampai Rp10 juta. Setelah pandemi rata-rata Rp5 juta sampai Rp6 juta per hari,” tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Wati, sapaan akrabnya, menyampaikan pengelola akan lebih menggencarkan promosi agar makin banyak pengunjung datang. Salah satu cara yang akan digunakan adalah menyelenggarakan kegiatan. Dia memberikan contoh mendatangkan kelompok gamelan anak-anak.

Jajal Destinasi Wisata Viral Mata Langit, Ganjar: Berat Tapi Luar Biasa

“Bikin acara rutin. Kami mengimbau calon pengunjung yang datang dari luar kota tetap patuhi protokol kesehatan. Kami pun demikian, menyiapkan standar protokol kesehatan demi keamanan dan kenyamanan.” Ujar dia.

Sementara itu, salah satu pengunjung dari Kabupaten Sragen, Bela Feriska, mengaku mengetahui Pasar Mbatok dari media sosial dan kerabatnya.

“Ya ada rasa khawatir ketika ke objek wisata. Tetapi kami berupaya menjaga diri dengan taat protokol kesehatan. Pedagang di sini juga taat protokol kesehatan, jadi ya enggak apa-apa,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya