SOLOPOS.COM - Bupati Sragen dan Wabup Sragen serta para petani panen jagung bersama di lahan petani di Dukuh Genengsari, Desa Bagor, Miri, Sragen, Selasa (31/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pusat bersama Bupati Sragen dan para petani memanen tanaman jagung seluas 50 hektare di Dukuh Genengsari, Desa Bagor, Kecamatan Miri, Sragen, Selasa (31/1/2023). Hasil panennya melimpah dan meningkat dari biasanya 3,5 ton-4 ton naik menjadi 5,5 ton-6 ton per hektare.

Tanaman jagung yang ditanam pada 11 Oktober 2022 lalu itu merupakan bantuan dari Baznas. Setelah panen raya, Baznas  akan memberi bantuan lanjutan untuk menanam jagung seluas 100 hektare di desa tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Baznas Sragen, Mustaqim, mengatakan program lumbung pangan jagung dari Baznas ini memanfaatkan tanah marginal warga yang kurang produktif. Lahan seluas 50 hektare itu bukan satu hamparan, tetapi gabungan lahan milik 76 petani yang tersebar di sejumlah tempat.

“Hasil panennya luar biasa. Awalnya petani hanya panen 3,5 ton-4 ton per hektare, naik menjadi 5,4 ton-6 ton atau naik hampir separuh. Mudah-mudahan tahap kedua nanti para petani lebih memilih untuk menanam jagung,” ujarnya.

Total jagung yang dihasilkan dari lahan seluas 50 ha itu mencapai 260-270 ton. Masih tanaman jagung yang belum panen. Bila harga jagung Rp4.100 per kg maka total dana hasil panen itu bisa mencapai Rp1 miliaran.

Baznas Sragen membentuk unit pengumpulan zakat (UPZ) di kelompok tani (poktan) yang fungsinya bisa menghimpun dana zakat dan infak dari para petani.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan penggunaan bibit jagung yang sesuai dengan kondisi lahan berdampak pada hasil panennya maksimal. Ia berharap hasil panen jagung yang melimpah ini bisa meningkatkan kesejahteraan warga Desa Bagor.

Penanaman jagung ini berhasil membuat tanaman yang tadinya tidak produktif kini bisa menghasilkan, terutama di kawasan utara Bengawan Solo. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan tidak produktif ini menyebabkan banyaknya angka kemiskinan.

Bupati kini melihat ekonomi masyarakat di utara Bengawan Solo mulai tumbuh dan bangkit di tahun ini. “Keinginan petani untuk tanam jagung dari 50 hektare menjadi 100 hektare disetujui Baznas pusat,” katanya.

Petani jagung Desa Bagor, Jupriyanto, 43, menyampaikan Baznas memberi bantuan untuk lahan 50 hektare milik petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Sejahtera 1 dan Poktan Sejahtera 2. Setiap hektare diberi bantuan Rp16,43 juta.

Jupriyanto menanam jagung di lahan seluas 1,25 hektare dan bisa panen dengan hasil mencapai Rp10 juta lebih. “Sebelumnya hasil panen hanya sekitar Rp6 juta. Sebenarnya panen kali ini belum maksimal karena curah hujan tinggi. Kalau ada kemarau maka hasilnya lebih besar lagi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya